Inovasi Sosial dan Mencari Masalah oleh Drh Zainul Muslimin, Ketua Lazismu Jawa Timur.
PWMU.CO– Reka baru atau inovasi dapat diartikan sebagai proses dan atau hasil pengembangan pemanfaatan/mobilisasi pengetahuan, keterampilan dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk, proses, dan atau sistem yang baru yang memberikan nilai berarti. Itu definisi dari Wikipedia.
Sosial berasal dari bahasa Latin yaitu socius yang berarti segala sesuatu yang lahir, tumbuh, dan berkembang dalam kehidupan bersama. Ini merujuk definisi dari Agus Salim penulis buku Perubahan Sosial, 2002).
Pertanyaannya tentu bagaimana agar Lazismu mampu melahirkan inovasi sosial yang masif, yang dahsyat, sesuai dengan kriteria tersebut di atas?
Bagaimana agar Lazismu mampu melahirkan sistem baru yang memberikan nilai nyata yang jauh lebih baik dan lebih nyata manfaatnya dalam kehidupan bersama ini.
Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, ”Kami telah beriman dan mereka tidak diuji?” (Al-Ankabut: 2)
Ternyata inilah kunci utamanya, manusia akan selalu dihadapkan kepada ujian dan cobaan atas karuniaNya.
Karena inovasi hanya bisa lahir dari setiap orang yang mampu mengidentifikasi masalah yang ada di sekitarnya dan kemudian rasionalitasnya mengembara jauh dengan membuktikan dirinya sebagai ulil albab.
Orang yang cerdas (ulil albab) itu ketika rasionalitasnya sangat jauh mengembara serta dengan senantiasa dibimbing Allah maka mindset dari ujung pengembaraan rasionalitasnya adalah rabbanaa maa khalaqta hadza bathila.
Dia tahu pasti ada manfaat dalam seluruh ciptaanNya, maka jangankan ada masalah, tidak ada masalah saja mereka para ulil albab akan senantiasa berusaha dengan keras melahirkan nilai yang jauh lebih baik dan lebih bermanfaat dalam kehidupan bersama.
Jadi agar senantiasa bisa terbangun budaya lahirnya inovasi-inovasi, maka kuncinya adalah hadapi masalah bahkan cari masalah-masalah apa yang sedang menimpa kehidupan bersama ini. Kemudian berpikir dan berupayalah dengan keras untuk bisa melahirkan nilai-nilai yang lebih baik serta melahirkan kebermanfaatan yang lebih.
Bahkan ada istilah Jawa yang memacu kita untuk melahirkan karya-karya yang inovatif dengan sebuah ungkapan wong legan golek momongan. Semangat ini mestinya memacu kita untuk ikut berkiprah dalam karya-karya inovatif.
Tidak akan ada inovasi, tidak akan lahir aksi-aksi heroik yang inovatif ketika kita lari dari masalah ketika kita tak mau menghadapi masalah. Apalagi pengembaraan rasionalitas kita tak mampu menemukan masalah yang ada di dalam kehidupan bersama di sekeliling kita.
Tetap semangat berbagi manfaat. Bismillah.
15.12.21
Editor Sugeng Purwanto