PPDB Abnormal: Calon Siswa Langsung Daftar Ulang, Ini Resepnya, oleh Pahri SAg MM; Ketua Umum Pimpinan Pusat Forum Guru Muhammadiyah (FGM)
PWMU.CO – “Muhammadiyah, yes. Sekolah Muhammadiyah, pasti unggul. Normal, no. Abnormal, yes. PPDB normal turun seratus persen. PPDB abnormal naik duaratus persen. Guru Muhammadiyah, walau gaji besar tetap semangat.”
Itulah yel-yel semangat abnormal yang seringkali saya sampaikan kepada peserta recharging guru dan karyawan Muhammadiyah. Tak kerkecuali kepada kepala sekolah, guru, dan karyawan SD, SMP, SMA, SMK Muhammadiyah se-Jakarta Pusat (17/12/21).
Mengapa harus abnormal? Karena situasi dan kondisi masyarakat saat ini sudah berubah. Sikap dan perilaku siswa berubah. Gaya guru mengajar berubah. Teknologi pembelajaran juga berubah. Dan model PPDB pun berubah dengan cepat dan dahsyat.
Situasi Abnormal, Kerja Abnormal
Situasi yang abnormal itu, bila kita jawab dengan kerja normal, pasti layanan kerja kita tertinggal dan terkejar. Agar kualitas layanan kita tak terkejar oleh kompetitor, sebaiknya kita bekerja secara tidak normal atau bekerja tidak seperti biasa.
Suatu misal, guru dan karyawan Indonesia itu bekerja, normalnya delapan jam dalam satu hari (07.00-15.00). Jam kerja yang normal itu, kita ubah menjadi tidak normal. Bekerja dua belas jam dalam satu hari (06.00-18.00).
Tambahan waktu bekerja empat jam tersebut, bila dikelola dengan baik dan presisi, maka akan berdampak besar pada produktivitas kerja guru dan karyawan. Selanjutnya produktivitas kerja mereka dihantarkan pada pelayanan prima sekolah untuk ekosistem pendidikan.
Beberapa negara besar yang pernah saya kunjungi: Jepang, Korea, China, Jerman, Prancis, dan Swiss, guru dan karyawan mereka sudah lama menerapkan dua belas sampai empat belas jam bekerja dalam satu hari. Pantaslah kalau mereka itu maju dan makmur.
Kepada Kepala SMK Muhammadiyah 1 Jakarta Pusat Febriantoni SPd, saya sampaikan tambahan waktu empat jam guru dan karyawan bekerja dalam satu hari dapat digunakan untuk menyukseskan PPDB 2022. Lakukan gerakan silaturahmi berjamaah (GSB).
Bila SMK Muhammadiyah 1 Jakarta Pusat memiliki 75 guru dan karyawan, dan pada hari yang bersamaan melakukan GSB minimal empat rumah calon siswa. Maka ada tiga ratus rumah calon siswa terkunjungi. Bila di-copy paste dalam tiga puluh hari (satu bulan), maka ada sembilan ribu rumah calon siswa yang dikunjungi.
Baca sambungan di halaman 2: Pengalaman di SMK Mutu Gondanglegi