Benci Diri Sendiri, Normal atau Tidak? Laporan Kontributor PWMU.CO Sayyidah Nuriyah.
PWMU.CO – Benci Diri Sendiri, Normal atau Tidak? Dokter Aisah Dahlan CHt CMNLP menjawab pertanyaan yang muncul pada sesi diskusi Pengajian Virtual Orbit bertema “Benci dan Rindu, Tinjauan Neurosains”, Kamis (16/12/21).
Aisah Dahlan menerangkan, otak manusia juga menyimpan memori yang berkaitan dengan diri sendiri. “Pada saat kita melakukan sesuatu dan kita menganggap apa yang kita lakukan itu keliru, akhirnya lama-lama kita menyalahkan diri sendiri. Benci sama diri sendiri,” ungkapnya.
Dia menekankan, hal ini berhubungan dengan naik-turunnya level emosi yang ada di sistem limbik otak. “Setiap peristiwa—yang ditangkap oleh mata, didengar oleh telinga, dirasa oleh pengecapan, ditangkap oleh seluruh permukaan kulit—waktu masuk ke otak akan melewati batang otak (otak mamalia),” terangnya.
Akibatnya, semua peristiwa yang masuk ke otak diwarnai oleh emosi. “Saat mengingat peristiwa yang menurut kita salah, kita juga merasakan kembali emosi yang di level marah,” imbuhnya.
Agar tidak membenci diri sendiri, dr Aisah Dahlan mengimbau untuk memaafkan diri sendiri. “Terapi memaafkan atau forgiveness therapy,” ungkapnya.
Baca sambungan di halaman 2: Terapi Memaafkan