PWMU.CO– Waktu mustajabah manfaatkan benar saat berdoa karena di Indonesia tidak ada tempat mustajabah seperti Mekkah dan Madinah.
Hal itu disampaikan Ustadz Sugeng Santoso dalam acara Recharge Spiritual To Be Great Goals (ReSG2) SMP Muhammadiyah 4 Kebomas (Spemupat) Gresik, Kamis (23/12/2021).
”Kalau di Indonesia tidak ada tempat yang mustajabah sebagaimana yang ada di Mekkah maupun di Madinah, yang kita milliki adalah waktu mustajabah,” kata Ustadz Sugeng.
”Dengan kesempatan waktu mustajabah itu kita bisa memaksimalkan panjatkan doa-doa usai shalat dan dzikir,” tandasnya.
Dia menjelaskan, waktu mustajabah merupakan kesempatan yang diberikan Allah kepada manusia yang berada di luar Mekkah dan Madinah. ”Kita mendapatkan porsi yang sama kedekatan dengan Allah swt dengan terkabulnya doa-doa kita secara langsung tampa hijab,” ujarnya.
Salah satu waktu mustajabah itu, sambung dia, sepertiga malam. Ketika shalat tahajud bersama di sekolah dalam acara ini sangat terasa berbeda dengan shalat tahajud sendirian di rumah.
”Kita tidak pernah tahu di antara kita mungkin ada sosok yang sangat dekat dengan Allah berada di sini, ,” ujarnya. ”Sehingga ketika kita meminta bersama-sama di hadapan Allah swt di sepertiga malam semakin menambah lonjakan frekuensi yang dahsyat doa terkabulkan.”
Hanyut dalam Tahajud
Acara ceramah berhenti pukul 22.00. Lalu tidur dan bangun untuk shalat tahajud pukul 02.00 dini hari Jumat (24/12/2021). Semua guru dan karyawan Spemupat shalat Tahajud bersama.
Benarlah seperti yang disampaikan. Aura malam itu terasa berbeda dirasakan peserta. Pristy Novida, guru IPA, mengatakan,”Saat bangun memang terasa berat, tetapi begitu merapatkan shaf memulai shalat suasana terasa hening dan menentramkan,” tuturnya.
Perasaan sama diungkapkan Sugeng Harianto, guru olahraga. Menurut dia, ada perasaan damai. Berbeda dengan shalat tahajud sendiri di rumah. ”Ini pengalaman pertama tahajud berjamaah di sekolah,” katanya.
Lantunan ayat yang syahdu dibaca imam Ustadz Sugeng Santoso menjadikan hening malam menentramkan hati dan hanyut dalam kekhusyukan.
Pukul 03.30 shalat Tahajud selesai. Lantas guru dan karyawan berdoa bersama. Di tengah doa terdengar isaktangis dari jamaah. Doa dini hari itu terasa lain.
Setor Hafalan
Selepas doa bersama dilanjutkan dzikir sendiri-sendiri sembari menunggu adzan Subuh dari Masjid Attaqwa Giri yang bersebelahan dengan gedung Spemupat.
Setelah shalat Subuh di masjid disambung setoran hafalan surat al-Quran guru dan karyawan. Ada yang sudah sampai juz 30, juz 29, dan masuk surah al-Baqarah.
Usai kegiatan peserta teringat firman Allah swt surat Ar Ra’du: 11 yang disampaikan Ustadz Sugeng Santoso.
لَهٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖ يَحْفَظُوْنَهٗ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ وَاِذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗ ۚوَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّالٍ
Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
Hadir dalam acara ini Kepala SMP Muhammadiyah 4 Kebomas Eny Wahyudin SSos yang membuka acara pada pukul 20.00 bertempat di Ruang ICT.
Eny berpesan, kegiatan ini menjadi momentum ikhtiar dari rangkaian program PPDB. ”Tidak hanya kita bekerja keras dalam promo dan penjaringan siswa kelas enam ke sekolah sekolah SD, melainkan kita juga perlu memantaskan diri di hadapan Allah swt,” katanya. (*)
Penulis Dimas Hasbi Assiddiqi Editor Sugeng Purwanto