Belajar Menulis Asyik di SD Musix oleh Rizki Handayani, Khsunul Khotimah, Hidayatun Nikmah, Nanik Ratnawati, Puspita Wati, dan Imam M. Naskah ini hasil praktik menulis berita dalam Workshop Jurnalistik di SD Musix.
PWMU.CO – Pemimpin Redaksi PWMU.CO Mohammad Nurfatoni membuka Workshop Jurnalistik di SD Musix dengan pretes unik. “Tuliskan kata-kata yang saya ucapkan. Nanti hasilnya kirim ke WA,” instruksinya.
Sebanyak 33 peserta yang memenuhi ruang Akuariam Quran SD Musix mulai penasaran. Sejurus kemudian Fatoni, sapaan akrabnya, mengucapkan tujuh frasa kata secara berurutan.
Saat frasa pertama diucapkan, peserta tampak tak lagi penasaran. Kini mereka terlihat optimis. Raut wajah mereka ceria. Penuh senyum. Mungkin mereka berpikir: pretesnya ternyata mudah, karena hanya menulis apa-apa yang diucapkan pemateri.
Fatoni tuntas mengucapkan tujuh frasa kata itu. Yaitu: silakan masuk, elite bangsa, kreativitas anak-anak, aktivis Nasyiatul Aisyiyah, saya sekadar menulis, berpikir yang objektif, dan Pemimpin Redaksi PWMU.CO Mohammad Nurfatoni.
WhatsApp Group Workshop Jurnalistik M6 yang dibuat Munahar MPd—Kepala SD Muhammadiyah 6 Gadung Surabaya atau yang populer dengan nama SD Musix—ramai oleh jawaban yang masuk.
Meski terlihat mudah, ternyata tidak ada peserta yang berhasil menjawab benar 100 persen. Hanya satu peserta, yakni Handa Sonia Priyanka, yang jawabannya benar enam; satu saja yang salah. Dia salah menulis Mohammad Nurfatoni menjadi Muhammad Nurfatoni. Priyanka pun diganjar buku Tuhan yang Terpenjara sebagai peserta pretes terbaik.
“Padahal nama saya sudah ditulis di backdrop,” komentar Fatoni.
Baca sambungan di halaman 2: Sering Salah Tulis Kata Ini