Dakwah Digital Muhammadiyah di Era Disrupsi oleh Sholikhul Huda, doktor dan dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surabaya.
PWMU.CO– Era disrupsi mengubah segalanya. Termasuk komunikasi dakwah. Terjadi inovasi besar yang secara fundamental mengubah sistem, tatanan ke cara baru berbasis digital.
Ulama kini bukanlah satu-satunya sumber otoritas orang belajar untuk mendapatkan pemahaman beragama. Belajar agama bisa melalui situs-situs media online di internet yang sangat bebas. Bahkan tidak jelas sumber marajinya.
Pola dakwah konvensional seperti tatap muka ceramah, pengajian, khotbah tak lagi dominan. Dakwah media sosial melahirkan ustadz viral yang pernyataannya menjadi dasar hujjah walau sepotong-potong.
Dakwah Muhammadiyah pun mengikuti perkembangan ini. Amal Usaha Muhammadiyah bidang pendidikan, sosial, kesehatan, ekonomi mulai bergerak ke pengembangan pola dakwah digital sesuai tuntutan masyarakat.
Dakwah digital dapat diakses kapan saja dan di mana saja. Sesuai karakteristik masyarakat milenial yang sangat akrab dengan gawai (gadget). Mereka mengakses internet hampir setiap saat.
Pengembangan pola dakwah digital Muhammadiyah menunjukkan tren positif. Mungkin bagian dari dorongan mewujudkan agenda dakwah Muhammadiyah abad ke 2 yaitu internasionalisasi gerakan, digitalisasi dakwah, dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Digitalisasi dakwah ditandai dengan penandatanganan prasasti Universitas Siber Muhammadiyah (SiberMu). Kehadiran SiberMu menandakan Muhammadiyah sangat mengerti kondisi kekinian yang mana setiap generasi muda membutuhkan kecakapan digital termasuk penguasaan media sosial.
Situs Dakwah Digital
Berdasarkan hasil riset saya yang dibiayai oleh Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah tahun 2021 dalam program Risetmu, tampak pula tren positif perkembangan digitalisasi dakwah Muhammadiyah.
Dakwah digital Muhammadiyah mulai menggeliat tumbuh subur dengan munculnya situs-situs media dakwah digital yang dibuat oleh jejaring komunitas Muhammadiyah yang menghiasi jagat internet.
Situs-situs media dakwah digital tersebut ada yang dibuat secara resmi oleh Persyarikatan Muhammadiyah dan dibuat secara mandiri (freelance) oleh komunitas mantan aktivis AMM yang secara struktur tidak terkait dengan Muhammadiyah, tetapi bertemu pada aras ideologi dan agenda dakwah.
Situs-situs media dakwah digital yang resmi dibuat oleh Persyarikatan Muhammadiyah di antaranya: suaramuhammadiyah.id, muhammadiyah.or.id, menara62.com (milik PP Muhammadiyah).
Ada lagi pwmu.co, majalahmatan.com (milik PWM Jatim), klikmu.co (milik PDM Kota Surabaya), khittah.co (milik PWM Sulawesi Selatan), suaraaisyiyah.id (milik PP Aisyiah), kalimahsawa.id (milik UM Surakarta), tarjih.or.id dan fatwatarjih.or.id (milik Majelis Tarjih PP Muhammadiyah), lamongan.muhammadiyah.or.id (milik PDM Lamongan), lazismu.org (milik Lazismu PP Muhammadiyah), ipm.or.id (milik PP IPM), pwmjateng.com (milik PWM Jawa Tengah), pemudamuhammadiyah.org (milik PP Pemuda Muhammadiyah), lazismujatim.org (milik Lazismu Jawa Timur), nasyiah.or.id (milik PP Nasyiatul Aisyiyah), tanyajawabagama.com, tabligh.or.id (milik Majelis Tabligh PP Muhammadiyah), suryakata.id (milik IMM Bandung), sangpencerah.id (milik AMM) dan lainnya.
Sedangkan situs-situs media dakwah digital yang berafiliasi dengan Muhammadiyah di antaranya: jibpost.id, ibtimes.id, santricendikia.com, anakpanah.sch.id, tanwir.id, insid.id, madrasahdigital.co, rahmah.id, pucukmera.id, tajdid.id, mahanpedia.id, schmu.id, koranmu.com, genial.id, milenialis.id, mediamu.id, kuliahislam.com, gagas.id, santrishabran.net, dan lainnya.
Konten dan Ranking
Media dakwah digital Muhammadiyah secara dasar mengusung narasi moderasi Islam berkemajuan dan jurnalisme sehat. Ini merupakan ideologi paham sosial keagamaan madzhab Muhammadiyah.
Moderasi Islam berkemajuan menegaskan pada gerakan Islam berwatak tengahan. Wasathiyah. Artinya, tidak berorientasi pada gerakan ekstrem kanan (radikal) dan ekstrem kiri (liberal), adaptif dengan ilmu pengetahuan dan berwatak inovatif.
Narasi jurnalisme sehat yang diusung oleh media dakwah digital Muhammadiyah merupakan sebuah komitmen untuk menghadirkan sebuah informasi berita dan opini yang bebas bertanggung jawab, damai, santun, anti hoax, anti kekerasan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai keadaban publik yang bersumber dari etika Islam.
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa secara kuantitatif dakwah digital Muhammadiyah mengalami tren positif dan sedang berkembang. Namun dari aspek kualitas dakwah digital masih kalah dan belum semasif dengan kelompok Islam yang lain semisal dari NU dan Salafi.
Indikator tersebut dapat teramati berdasarkan penilaian dari lembaga internasional pengindeks situs media online www.alexa.com yang menunjukkan situs-situs milik ataupun yang berafiliasi dengan Muhammadiyah berada di ranking ribuan hingga jutaan secara nasional dan global.
Berdasarkan data alexa.com per tanggal 21 Oktober 2021 situs milik Muhammadiyah di urutan tertinggi adalah muhammadiyah.or.id peringkat 1.124. Situs yang berafiliasi dengan Muhammadiyah tertinggi adalah ibtimes.id peringkat 3.615, yang lain di ranking puluhan ribu hingga jutaan.
Sementara untuk situs Islam di Indonesia ranking pertama adalah nu.or.id diperingkat 122.
Strategi Dakwah Digital
Dari data di atas maka jalan membangun strategi dakwah digital Muhammadiyah menghadapi era disrupsi bisa disarankan
Pertama, peningkatan kualitas sumber daya manusia mubaligh dan AMM (Angkatan Muda Muhammadiyah). Dengan pesatnya perubahan lini kehidupan menjadi serba digital, SDM mubaligh dan AMM didorong untuk terus belajar dan meningkatkan pengetahuannya mengenai teknologi informasi.
Kedua, melakukan inovasi. Kader AMM dan pimpinan Muhammadiyah harus memiliki cara berpikir yang berbeda (out of the box), sehingga mampu membuat terobosan-terobosan baru atau penyesuaian pada dakwah Muhammadiyah agar lebih sesuai dengan era disrupsi.
Ketiga, adopsi teknologi digital. Penggerak Muhammadiyah harus mampu menggunakan teknologi digital seperti big data, autonomous robots, cybersecurity, cloud, dan augmented reality.
Ini sebagai perwujudan dari tiga solusi pintar dalam menghadapi revolusi industri 4.0 yaitu smart foundation, smart process, dan smart connectivity.
Keempat, bersiap menghadapi perubahan. Mengubah pola pikir dan memiliki kesadaran cepat beradaptasi di era disrupsi. (*)
Editor Sugeng Purwanto