Bahayanya Sifat Egois dan Cara Menghindarinya, kajian oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid al-Huda Berbek, Waru, Sidoarjo.
PWMU.CO – Kajian berangkat dari hadits riwayat Bukhari dan Muslim.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بنِ مَسْعُودٍ قَالَ: قالَ رسُولُ اللَّه ﷺ:إنَّهَا ستَكُونُ بَعْدِي أَثَرَةٌ وأُمُورٌ تُنْكِرُونَهَا, قَالُوا: يَا رسُولَ اللَّهِ؟ كَيفَ تَأْمُرُ مَنْ أَدْرَكَ مِنَّا ذلكَ؟ قَالَ: تُؤَدُّونَ الحَقَّ الَّذِي عَلَيْكُمْ, وتَسْأَلُونَ اللَّهَ الذي لَكُمْ. متفقٌ عليه.
“Kalian akan menyaksikan sikap-sikap egois sepeninggalku, dan beberapa perkara yang kalian ingkari.” Para sahabat bertanya; ‘Lantas bagaimana Anda menyuruh kami ya Rasulullah!’ Nabi menjawab: ‘Tunaikanlah hak mereka dan mintalah kepada Allah hakmu!’ (HR Bukhari dan Muslim)
Atsarah di antaranya didefinisikan dengan ananiyah, tafdlilul insan nafsahu ‘ala ghairihi.Yakni akuisme, seseorang lebih mengutamakan kepentingan dirinya daripada kepentingan orang lain. Lawannya adalah al-itsar yakni lebih mengedepankan kepentingan orang lain daripada kepentingan dirinya sendiri.
Jadi atsarah adalah sifat egoisme yang dimiliki oleh seseorang yang selalu berpikir menang sendiri tanpa peduli kepada orang lain. Sebagaimana dalam hadits di atas, Rasulullah menyampaiakan sepeninggal beliau dikemudian hari akan terjadi sikap egois dan banyak perkara yang sebenarnya diingkari oleh umat.
Hadits di atas sekaligus memberikan peringatan agar kita mesti hati-hati dan waspada jika hal itu terjadi. Sekaligus menjadi peringatan bagi para pemimpin agar sebaiknya kepentingan umat di dahulukan dari pada kepentingan dirinya sendiri, kepentingan anak buah harus lebih diutamakan dari pada kepentingan dirinya.
Baca sambungan di halaman 2: Bahayanya Egoisme
Discussion about this post