Makna Lain Fardhu Kifayah oleh M Nuryasin, opini oleh Guru SMK Muhammadiyah 1 Kota Pasuruan.
PWMU.CO – Peristiwa yang tidak masuk akal di sekitar kita, ada beragam jenisnya. Selain peristiwa yang tidak bisa diterima oleh akal dan berada di luar jangkauan akal. Ada juga peristiwa yang tidak masuk akal menurut sudut pandang tertentu, ternyata sangat masuk akal, jika dilihat dari sisi lain.
Salah satu contoh kasus yang menghebohkan adalah perintah Allah kepada Nabi Ibrahim AS untuk menyembelih putranya sendiri, Ismail, yang digadang-gadang sebagai penerus risalah kenabiannya.
“Di mana logikanya, seorang ayah membunuh anaknya?”
Betul sekali, tidak masuk di akal perintah Allah tersebut. Orangtua kok disuruh membunuh anaknya sendiri. Tetapi, jika dilihat dari sisi lain yaitu perintah ini sebagai ujian loyalitas Nabi Ibrahim AS kepada Allah, maka perintah tersebut menjadi sangat masuk akal.
Ketika hal ini dilihat dari sudut pandang yang berbeda, membuat kita menjadi lebih tenang dalam menghadapi setiap tantangan karena ternyata masuk akal juga.
Jihad dan Bersabar
Di samping penting untuk melihat sudut pandang yang berbeda, penting juga menguatkan etos perjuangan. Dalam surat Ali Imran ayat 142, Allah berfirman, “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antara kamu, dan belum nyata orang-orang yang sabar.”
Banyak pribadi-pribadi yang yang sudah merasa berjihad dan bersabar, tetapi belum juga terwujud apa yang menjadi cita-citanya.
Mengutip ceramah dari Bendahara Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Drs H Marpuji Ali MSi di Masji Baitul Arqam SMP Muhammadiyah 1 Kot Pasuruan, Ahad (9/1/22), ayat ini memberikan pesan kepada kita bahwa untuk meraih cita-cita besar harus dilakukan secara berjamaah, bukan individual karena lafadz-lafadz yang ada menunjukkan bentuk jamak, bukan tunggal.
Dalam Pengajian Ahad Pagi yang diselenggarakan Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Pasuruan itu dia menegaskan di sinilah urgensinya hukum fikih fardhu kifayah.
Kewajiban Bersama
Jedi, menurut saya, Fardhu kifayah bukan saja bermakna bahwa jika sudah ada yang mengerjakannya maka yang lain gugur kewajibannya. Yang sering dijadikan contoh adalah shalat jenazah.
Fardhu kifayah juga berarti kewajiban bersama. Kewajiban untuk semua umat Islam. Siapa yang mengerjakan apa, siapa yang berprofesi sebagai apa. Dibutuhkan kekuatan dan kedewasaan untuk bisa berkomunikasi, berkoordinasi, dan bersinergi dari tokoh-tokoh umat Islam.
Jabatan-jabatan publik seperti bupati, gubernur dan presiden merupakan contoh kuat tentang fardhu kifayah tersebut. Sudah waktunya tokoh-tokoh umat Islam memegang amanah jabatan publik sehingga terwujud baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.