Peta Jalan Menuju Kemenangan, oleh M. Anwar Djaelani, penulis delapan buku inspiratif.
PWMU.CO – Ada pertanyaan yang cenderung menjadi klasik, sering berulang, dari dulu hingga kini. Kapan kita menang? Berapa lama lagi kita jaya? Pertolongan Allah benarkah akan segera tiba?
Atas hal di atas, buku ini berusaha menjawabnya. Kita lihat saat buku ini mengenalkan dirinya lewat judul “Sekilas tentang Buku Ini”: Ini bukan janji manusia/ Melainkan janji Tuhan yang tidak pernah mengingkari janji-Nya// ….. Majulah!// ….. Tinggalkan kamar putus asa dengan hatimu// Jangan gantung harapan kecuali pada Tuhanmu// Inilah jalan para Nabi// Inilah jalan yang di atasnya ada jejak para Sahabat terbaik// Eratkan genggamanmu pada Sunnah ini, karena ia kunci keselamatan// ….. “Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu pasti datang”// (h 3).
Usaha, Sudahkah?
Saat kita berada di periode sulit banyak yang digoda rasa putus asa. Bahkan tak sedikit yang dirundung kesedihan. Maka, terutama di titik ini, tidak diragukan bahwa hanya Al-Qur’an dan As-Sunnah sajalah obat penawarnya.
Agar sebagai penawar lekas dirasakan, buku ini disajikan, berisi 60 Sunnah Rabbani atau hukum Tuhan dan kabar gembira dari Allah. Harapannya, ada perubahan revolusioner dalam jiwa orang-orang terutama yang sedang “mencari pegangan”.
Di kehidupan ini selalu ada pertarungan antara kebenaran dan kebatilan. Maka, siapakah di antara kita yang akan menyempurnakan perjalanan untuk mewujudkan janji Allah bagi umat Islam berupa kemenangan dan kemerdekaan bagi orang-orang yang terpinggirkan dan tertawan? (h.7).
Kemenangan kita dalam mengatasi ujian bukan ditentukan dari jalan mana kita sampai di tujuan. Tapi, dari seberapa besar usaha yang kita kerahkan dan seberapa jauh jarak yang telah kita tempuh sejak memulai.
Mari introspeksi! Apakah kita telah memilih jalan yang benar? Apakah kita sudah bergabung dengan orang-orang yang bekerja untuk melakukan pembaruan, ataukah kita bersama orang-orang yang lalai dan berkubang dalam kebatilan? Apakah tekad kita lemah dan jiwa kita patah lantaran jauhnya perjalanan? (h.8).
Beberapa paragraf di atas ada di mukadimah buku ini. Jika lewat mukadimah saja kita sudah tersemangati untuk menjadi pemenang, maka dapatlah dibayangkan bahwa buku ini memang menjanjikan.
Masih di mukadimah, si penulis menegaskan tujuan buku ini. Pertama, memupus harapan yang bersifat duniawi dan menggantinya dengan hanya bergantung pada nikmat ukhrawi. Kedua, mencurahkan seluruh tenaga dan segenap kemampuan untuk kebaikan dan perbaikan serta mengambil petunjuk dan memberi petunjuk. Ketiga, menanggalkan kehidupan rileks sehingga kita tidak mengecapnya kecuali setelah kita menyelesaikan perjalanan di surga nanti (h 10).
Baca sambungan di halaman 2: Pedoman nan Terang