PWMU.CO – PDM Sidoarjo kembali gelar Kajian Ahad Pagi pekan ke-3 di Masjid An Nur, menghadirkan Dr Busyro Muqoddas, Ahad (16/1/22).
Acara dihadiri seribuan pimpinan ranting, cabang, AUM, ortom, dan kader Muhammadiyah se-Sidoarjo yang memenuhi lantai satu dan dua masjid yang masih sedang proses renovasi ini. Penceramah pengajian menghadirkan Dr HM Busyro Muqoddas SH MHum, Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dan Wakil Ketua KPK 2010-2015.
Bendahara Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur sekaligus Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) Dr Hidayatulloh MSi, dalam sambutannya mengatakan, atas nama PWM Jatim menyampaikan terima kasih sekaligus selamat pada Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sidoarjo, yang hari ini memulai kembali Kajian Ahad Pagi pekan ke-3.
“Sudah libur sekitar dua tahun dan sekarang bisa diaktifkan kembali di Masjid An Nur ini, yang bisa kita saksikan bersama belum selesai, karena baru hari ini baru dilepas scafolding yang ada di depan ini,” ujarnya.
Pusat Dakwah Muhammadiyah Sidoarjo
Kedua, sambungnya, sebagaimana kebijakan PDM Sidoarjo, bahwa masjid ini menjadi pusat dakwah Muhammadiyah Kabupaten Sidoarjo. “Karena itu maka masjid ini tidak boleh tidak ada aktivitas, harus banyak aktivitas, di dalam ikhtiar untuk menggerakkan jamaah Persyarikatan Muhammadiyah dan juga jamaah muslim,” tutur mantan Kepala SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (Smamda) tersebut.
Hidayatulloh melanjutkan, dengan semangat yang dibangun oleh Muhammadiyah, kita ingin membangun Indonesia berkemajuan. “Muhammadiyah menjadi bagian dari dakwah persyarikatan itu, harus betul-betul bisa membawa umat ini, menjadi umat yang maju,” kata dia.
Untuk bisa membuktikan bahwa kita ini menjadi bagian dari umat yang berkemajuan, maka masing-masing kita secara pribadi maupun kolektif, kita harus bisa membuktikan bahwa hari ini lebih baik dari kemarin dan besok lebih baik dari hari ini.
Maka dalam hidup kita ini, secara pribadi maupun organisasi harus selalu ada peningkatan dan perkembangan, dalam bahasa lain harus ada continous improvement. Yakni kita harus melakukan perubahan secara terus menerus dari hari ke hari, supaya kita menjadi golongan yang beruntung dan golongan yang sukses.
“Seperti yang dikatakan nabi, ‘man kana yaumuhu khairan min amsihi fahua rabihu’, barangsiapa yang lebih baik dari hari kemarin, maka dia sukses. Pastikan kita menjadi bagian dari orang yang membuat kesuksesan dan menyukseskan orang lain,” pesannya.
Penyakit Kronis
Indonesia ini, kata Hidayatulloh, menjadi bangsa yang sangat besar, setidaknya dilihat dari dua hal pokok. “Pertama dari jumlah penduduk kita peringkat empat dunia, setelah China, India, Amerika. Kita sekarang sekitar 275 juta jiwa jumlah penduduknya. Kalau Cina 1, 4 M, India 1,3, Amerika 329 jutaan, kita 275 juta,” bebernya.
Kedua, kata dia, potensi sumber daya alam (SDA) yang luar biasa. Hampir seluruh negara mengincar Indonesia. Kenapa kemudian Indonesia menjadi incaran karena SDA-nya yang luar biasa.
“Tetapi yang menjadi persoalan serius, Indonesia sampai hari ini belum menunjukkan kemajuan yang signifikan dari dua potensi yang luar biasa itu. Ini bisa dilihat dari indeks gini ratio, Indonesia yang sesungguhnya, masih perlu kita genjot bersama-sama untuk mewujudkan sebaran kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia,” paparnya.
Tentu ada persoalan serius yang menjadi penyakit kronis di negeri ini. “Maka itulah pengajian ini menjadi sangat penting, dengan menghadirkan Ketua PP Muhammadiyah Bapak Busyro Muqoddas, ada apa dengan bangsa kita ini, bangsa yang sangat kaya, sumber daya manusia yang luar biasa besarnya, kok kita masih belum bisa menjadi negara maju dan negara yang sangat kuat,” terangnya.
Mari kita ikuti kajian ini, bukan hanya hari ini, datanglah setiap waktu di masjid An Nur ini. “Supaya kita sama-sama menjadi orang yang mengalami peningkatan dan pengembangan, yang itu menjadi bagian dari arus besar yang didorong oleh Persyarikatan Muhammadiyah untuk mewujudkan Indonesia yang maju,” harapnya. (*)
Penulis Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.