Masyaallah dan Subhanallah di Candi Gedong Songo, catalan perjalanan Basirun, kontributor PWMU.CO, guru SD Muhammadiyah 6 Surabaya.
PWMU.CO – Destinasi Propinsi Jawa Tengah tidak kalah menarik dengan yang ada di Jawa Timur. Terutama dertimasi alamnya. Satu di antaranya adalah Gedong Songo.
Jarak antara Simpang Lima Kota Semarang dengan objek wisaya Gedong Songo hanya sekitar 40 km. Jika ditempuh dengan mengandarai bus wisata normalnya hanya 1 jam 45 menit. Tetapi bisa menjadi 2-3 jam pada hari libur dan long weekend, ini dikarenakan padatnya arus kendaraan.
Keluar tol Bawen bus ke timur mengarah Bandungan untuk menuju objek wisata Gedong Songo. Bus wisata tidak bisa masuk lokasi, sehingga harus berhenti di tempat pemberhetian parkir bus besar Bandungan. Di sini sudah tersedia shelter L300 yang siap mengantar wisatawan menuju lokasi.
Perjalanan dari tempat parkir bus besar hingga lokasi sebanarnya hanya memakan waktu 10 menit. Tapi karena volume pengunjung sangat ramai didukung rute cukup menantang adrenalis, dikarenakan medannya cukup ektrim maka perjalanan molor sampai 20 menit.
“Pantesan bus tidak bisa masuk,” gumam saya. Turun dari shelter sudah ‘disuguhi’ cuaca mendung yang lumayan gelap dan kabut menebal. Menambah suasana menjadi mak nyess.
}Jalan nenuju pintu masuk, di sebelah kanan terdapat tanah lapang disediakan untuk spot foto, pada sisi sebelah barat lapangan terdapat tulisan Candi Gedong Songo terpampang cukup besar dengan corak merah.
“Sebelum masuk lokasi kita berfoto dulu, ya!” seru Munahar sambil mengayunkan tanganya memberi aba-aba berkumpul. Para peserta pun segera menata diri mengikuti intruksi Kepala SD Muhammadiyah 6 (SD Musix) Gadung Surabaya.
“Kaum lelaki jongkok di depan, ya!” lanjutnya.
Pengambilan gambar sudah selesai dilanjutkan pengambilan viseo. “Sekarang teriakan yel-yel SD Musix,” instruksi Munahar.
“Quranic and international insight,” triak peserta Family Gahtering SD Musik. Tetapi rupanya teriakan yel-yel itu tidak kompak, karena banyak yang belum bisa, terutama bagi anggota keluarga guru dan karyawan.
Tehnik yel-yel ini adalah jika berteriak ‘Qurzanik’ maka kedua tangan dari arah dada diayunkan ke depan dengan posisi telapak tangan menengadah. Selanjutnya jika berteriak ‘and international’ tangan kiri diturunkan sedangkan tangan kanan menggenggam jari tengah dan telunjuk mengarah ke pelipis.
Dan yang terakhir jika berteriak ‘insight’ kedua tangan diangkat tinggi-tinggi dengan kemiringan 45 di atas kepala setelah itu tepuk tangan.
“Oke, ayo kita ulangi lagi,” pinta Munahar.
“Qur’anic and international insight,” sambut seluruh peserta foto.
Karena sesi foto dan video sudah selesai maka seluruh peserta mamasuki area wisata berbekal tiket yang telah disiapkan oleh panitia.
Baca sambungan di halaman 2: