Di Mana-Mana Sekolah Muhammadiyah Eksis, laporan Sayyidah Nuriyah, kontributor PWMU.COO Gresik.
PWMU.CO – Di Mana-Mana Sekolah Muhammadiyah Eksis. Ini terungkap dalam pertemuan rutin Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) dengan Ikatan Guru Bustanul Atfhal (IGABA) Kabupaten Gresik, di aula TK Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) 42 GBA Kebomas Gresik, Sabtu (15/1/2022).
Kegiatan itu dihadiri Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Gresik, Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Kebomas, PRA Bunder, Pimpinan Daerah IGABA Gresik, serta guru dan kepala sekolah KB-TK Aisyiyah se-Kabupaten Gresik,
Kali ini, mereka juga bekerja sama dengan UPT Resource Centre Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik menghadirkan narasumber Koordinator Konseling—sekaligus guru pendidik khusus—Berlian School Sayyidah Nuriyah SPsi yang membahas materi Penerapan TEACCH pada Anak TK-KB dengan Autisme. Selain itu guru SMA Muhammadiyah 1 Gresik Estu Rahayu SAg menyampaikan materi ubudiah.
Kepala UPT Resource Centre Innik Hikmatin SPd MPdI menyatakan, program Peningkatan Kompetensi Pendidik TK-KB IGABA ini harapannya lebih membumikan PAUD Inklusif sebagai model layanan pendidikan masa depan yang bermartabat tanpa diskriminasi.
Ketua Majelis Dikdasmen PDA Gresik Ning Munasichah SAg berharap, pertemuan untuk mencari ilmu dan mewujudkan sekolah ramah anak yang telah dicanangkan itu ke depannya rutin terlaksana. “Kita datang ke sini untuk thalabul ilmi. Mudah-mudahan untuk seterusnya kita bisa berkumpul seperti ini,” ujarnya.
“Ada penyampaian materi, semoga bisa kita terapkan di amal usaha kita,” imbuhnya. Nantinya, lanjut Ning, para guru dan kepala sekolah yang hadir bisa menerapkan inovasi di sekolah masing-masing.
Inovasi Pelayanan
Hal ini sejalan dengan Pimpinan Ranting Aisyiyah Bunder Muyasaroh MPd yang mendorong para peserta terus berinovasi guna meningkatkan minat masyarakat. “Berlomba-lomba, bagaimana caranya supaya PAUD kita diminati oleh masyarakat!” imbaunya.
“Orangtua sekarang cerdas. Mereka memilih sekolah mana yang akan dituju untuk pendidikan dasarnya,” lanjutnya.
Selain jarak dan biaya, orangtua juga mempertimbangkan kurikulum pendidikan dan sarana belajar. Contohnya, “Apakah di sini sudah menyajikan bagaimana mengatasi siswa yang cepat dan yang masih butuh penanganan khusus? Bagaimana gurunya melayani siswa?”
“Bagaimana suasana kelasnya? Apakah sudah menimbulkan semangat anak untuk senang belajar di kelas itu?” imbuhnya. Dia bersyukur, sarana di TK Aisyiyah 42 lengkap, bahkan ada kolam renangnya.
Akhirnya, dia mendorong peserta tetap semangat eksis di dalam TK Aisyiyah. “Supaya kita tetap istiqomah menjalankan amanah Muhammadiyah dalam ngeramut (merawat) kader-kader bangsa kita. Insyaallah kalau tetap eksis, tidak akan tergoyang oleh ombak apapun!” tegasnya.
Baca sambungan di halaman 2: Disiplin Prokes