Berjuang di Muhammadiyah adalah Sabilillah, laporan Cebeng Alhudayatul Ustadza, kontributor PWMU.CO Bojonegoro. .
PWMU.CO – Berjuang di Muhammadiyah adalah Sabilillah. Lukman Hakim LC MA mengungkap itu pada Kajian Ketarjihan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kota Bojonegoro, Sabtu (8/1/2022).
Kajian melalui Zoom malam itu dihadiri sekitar 52 orang dari PCM Kota Bojonegoro serta jajarannya, juga guru-pegawai SD/SMP/SMA Muhammadiyah sekecamatan Bojonegoro. Saat itu, Lukman juga mengulas sejarah dan rumusan pertama dari masalah lima. Selain itu, dia juga mengupas al-dunya dan al-ibadah.
Dua rumusan paradigma keagamaan Muhammadiyah—mabadi’ khamsah atau masalah lima—yang dipaparkan di sini meliputi rumusan sabilillah dan al-qiyas (ijtihad).
Sabilillah
Lukman menjelaskan, syarah (komentar) rumusan sabilillah ada tiga unsur. “Jalan menuju keridhaan Allah, berupa segala amalan yang diinginkan Allah, dan bertujuan untuk memuliakan kalimat Allah (agama Allah),” ungkapnya.
Berjuang di Muhammadiyah, lanjutnya, adalah sabilillah. Begitu pula dengan berjuang dalam organisasi bergerak di bidang agama, sosial, pendidikan, menjadi guru atau lainnya yang membuat Allah ridha.
Persyarikatan Muhammadiyah didirikan sebagai sarana dakwah kolektif kolegial, fii sabilillah, menegakkan agama Allah dengan spirit amar ma’ruf nahi munkar. Ini sesuai inspirasi dalam surat Ali Imran ayat 110:
كُنۡتُمۡ خَيۡرَ اُمَّةٍ اُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَاۡمُرُوۡنَ بِالۡمَعۡرُوۡفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ الۡمُنۡكَرِ وَتُؤۡمِنُوۡنَ بِاللّٰهِؕ وَلَوۡ اٰمَنَ اَهۡلُ الۡكِتٰبِ لَڪَانَ خَيۡرًا لَّهُمۡؕ مِنۡهُمُ الۡمُؤۡمِنُوۡنَ وَاَكۡثَرُهُمُ الۡفٰسِقُوۡنَ
Baca sambungan di halaman 2: Qiyas