Kisah-Kisah Perjuangan Dai Muhammadiyah di Daerah 3T Diterbitkan, laporan Marzuki, Anggota Lembaga Dakwah Khusus Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
PWMU.CO –Buku Anak Panah sang Pencerah: Dakwah Merambah Daerah 3T diluncurkan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka), Jakarta, Rabu (26/1/2021).
Ketua Lembaga Dakwah Khusus (LDK) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Muhammad Ziyad, mengatakan, buku tersebut berisi kisah dakwah dari beberapa dai—dari ratusan dai LDK PP Muhammadiyah—yang bertugas di berbagai pelosok Tanah Air.
Ziyad menambahkan, buku ini akan menginspirasi dan memotivasi sekaligus menjadi literasi dakwah di Tanah Air.
Haedar Nashir Terkesan
Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir mengaku terkesan dengan program LDK beberapa tahun terakhir dalam melakukan akselerasi dakwah di daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal).
“Ini merupakan bentuk komitmen kita sebagai umat Muslim yang menjalankan fungsi kekhalifahan di muka bumi. Karena masyarakat di bawah memerlukan guidance dan pendamping terutama dalam menghadapi perubahan sosial yang begitu cepat seperti saat ini,” ujarnya dalam sambutan secara daring.
Haedar berpesan agar para dai LDK Muhammadiyah tidak terjebak pada mobilitas vertikal dan lupa akan spirit pengabdian di daerah 3T “Program kerja sama yang baik antara LDK PP Muhammadiyah dan Uhamka perlu dikuatkan dengan komitmen para dai setelah mendapatkan beasiswa dan menyelesaikan pendidikan agar kembali ke daerah,” pesan Haedar.
Ketua PP Muhammadiyah Prof Syafiq A Mughni yang hadir dalam acara tersebut mendorong agar LDK PP Muhammadiyah menyiarkan secara masif buku tersebut agar dapat dibaca oleh masyarakat luas. “Semakin sulit medan berdakwah, maka semakin tinggi nilai dakwahnya,” ujarnya.
Pengalaman Tak Terlupakan
Hana Maulana, salah satu dai yang kisahnya ada di buku tersebut, mengisahkan perjuangan dalam berdakwah di daerah 3T. Yaitu ketika ia kali pertama berangkat.
“Menjadi dai di daerah 3T harus sudah siap mental dan fisik sejak awal berangkat. Saya menuju Pulau Telo membutuhkan perjalanan darat, laut, dan udara dalam beberapa hari,“ cerita dia. Baginya, cerita itu yang akan selalu dia ingat.
Menurut Hanan, keikhlasan dan ketulusan adalah modal utama untuk menjadi anak panah sang pencerah di daerah 3T.
Di sela seminar nasional dan launching buku tersebut dilakukan penandatanganan MoU antara LDK PP Muhamamdiyah dengan Uhamka.
Menurut Rektor Uhamka Prof Prof Dr Gunawan Suryoputro MHum, dalam MoU tersebut Uhamka memberikan fasilitas beasiswa untuk meningkatkan kualitas dai-dai Muhammadiyah yang tersebar di daerah 3T. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni