Pahala bagi Aktivis Dakwah oleh Abu Nasir, Ketua PDM Kota Pasuruan.
PWMU.CO– Orang-orang yang berjihad di jalan Allah dan yang duduk berdiam diri tanpa berbuat apa-apa pasti tidak sama kemuliaannya di dunia maupun di akhirat. Tidak sama dalam banyak hal. Hasil karya, nilai, rahmat, dan keberkahan hidup.
Allah swt memberikan nilai dan takarannya masing-masing seperti disebut di surat an-Nisa ayat 95
لا يَسْتَوِي الْقَاعِدُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ غَيْرُ أُولِي الضَّرَرِ وَالْمُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فَضَّلَ اللَّهُ الْمُجَاهِدِينَ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ عَلَى الْقَاعِدِينَ دَرَجَةً وَكُلا وَعَدَ اللَّهُ الْحُسْنَى وَفَضَّلَ اللَّهُ الْمُجَاهِدِينَ عَلَى الْقَاعِدِينَ أَجْرًا عَظِيمًا
Tidaklah sama antara orang beriman yang duduk (yang tidak turut berperang) tanpa mempunyai uzur (halangan) dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya. Allah melebihkan derajat orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk. Kepada masing-masing, Allah menjanjikan yang baik dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar.
Itulah janji Allah untuk para aktivis dakwah dibandingkan orang-orang yang sukanya hanya duduk-duduk sambil ngrasani aktivitas temannya. Pahala bagi aktivis dakwah adalah kemuliaan di sisi Allah. Malah ada yang diberi bonus pangkat, jabatan, kehormatan, kekayaan, kesehatan, dan rezeki yang berkah.
Seorang aktivis bangkit dari tempat duduknya, lepas dari zona nyaman. Keluar rumah untuk berjihad, berdakwah mencari ridho Allah. Itu orientasi para aktivis.
وَمَنْ يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ فِي الأرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً وَمَنْ يَخْرُجْ مِنْ بَيْتِهِ مُهَاجِرًا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
Barangsiapa berhijrah di jalan Allah niscaya mereka akan mendapatkan di bumi ini tempat hijrah yang luas dan (rezeki) yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah karena Allah dan RasulNya, kemudian kematian menimpanya, maka sungguh, pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (An-Nisa: 100)
Ayat-ayat di atas dulu seringkali disampaikan oleh pimpinan Muhammadiyah untuk memberi motivasi bagi aktivis dakwah Kota Pasuruan. Seperti oleh Haji Masykoer, H Mohammad Mirin, M Syaifudin Idris hingga Haji Jainuri di setiap pertemuan untuk menggerakkan spirit amar makruf nahi munkar melalui dakwah dan jihad di Muhammadiyah.
Itu perlu disampakan oleh para guru dan mentor kita untuk memotivasi diri sendiri dan menularkan jiwa pejuang kepada kadernya. Di tengah gelora jihad, ayat-ayat tersebut terasa hidup menggerakkan dakwah Muhammadiyah berkembang maju.
Bagi orang yang suka duduk-duduk ayat itu terasa asing dan kering. Hanya jadi bahan olok-olok sambil menikmati kenyamanan yang diperoleh. Seperti kerjaan para buzzer itu. Seperti suara para politikus yang main suap itu.
Orang-orang seperti KH Ahmad Dahlan, AR Fakhrudin, Prof Haedar Nashir, Kiai Saad Ibrahim, dan para mujahid dakwah lainnya telah menunjukkan kemuliaan hidupnya. Meski hidup sederhana tapi mengubah dan memberi warna masyarakat. Itulah hidup bermakna. Bandingkan dengan orang yang kerjanya duduk-duduk sambil ngrasani temannya.
Mari kita sampaikan ghirah jihad dakwah ayat-ayat Quran kepada kader muda. Mewariskan tugas kenabian untuk tegaknya agama tauhid ini. Pahala bagi aktivis dakwah. (*)
Editor Sugeng Purwanto