Sekolah Muhammadiyah Maju Harus Menolong yang Lain, laporan kontributor PWMU.CO Aan Hariyanto.
PWMU.CO – Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr KH M. Saad Ibrahim menekankan pentingnya sekolah Muhammadiyah yang telah mapan dan maju untuk mau memperhatikan sekolah Muhammadiyah lain yang belum maju.
“Kita harus menolong orang lain, pihak lain, dan kawasan lain. Sekolah Muhammadiyah yang maju harus menolong yang lain,” katanya dalam pembukaan acara Konsolidasi Organisasi: Peningkatan Mutu Pendidikan Muhammadiyah Jawa Timur.
Kegiatan diadakan di Auditorium KH Ahmad Dahlan, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Ahad (30/1/2022). Hadir dalam acara Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) yang membidangi pendidikan dan wakaf, pimpinan AUM bidang pendidikan se-Jatim, dan tamu undangan lainnya.
10 Persen yang Maju
Saad menerangkan, sekarang ini Muhammadiyah Jawa Timur memiliki 1022 sekolah. Mulai dari tingkat SMK, SMA/MA, SMP/MTS, hingga SD/MI. Sayangnya, dari sekian banyak sekolah yang dimiliki hanya 10 persen yang masuk dalam kategori terdepan alias maju.
“10 persen sekolah Muhammadiyah yang maju itu baru masuk kategori maju di tataran internal Muhammadiyah saja. Belum secara nasional. Apalagi internasional. Maka, maknanya jihad kita harus dilipatgandakan dan dilipatgandakan,” ungkapnya
Mantan dosen UIN Maliki Malang itu mengingatkan, supaya para pimpinan Persyarikatan, utamanya yang mengurus bidang pendidikan, bisa menjalankan amanah dengan baik. Yakni, memajukan lembaga pendidikan Muhammadiyah. Bersamaan dengan itu, para pimpinan yang dianggap sukses menjalankan amanah juga harus mau membantu yang lain.
“Jika amanah itu ingin bernilai plus, maka kita harus berani menolong sekolah Muhammadiyah lainnya. Insyaallah, urusan kita itu akan di backup dan dimudahkan oleh Allah SWT,” paparnya.
Saad berharap, pertemuan kali ini bisa menjadi wasilah untuk bisa menjadikan sekolah/madrasah Muhammadiyah di seluruh Jawa Timur semua bisa baik dan maju. “Itulah semangat dari gerak kita. Kehadiran kita ini bisa sebagai penanda dari kebangkitan pendidikan di Muhammadiyah,” tegasnya.
Meski, lanjut dia, saat para pimpinan Persyarikatan memasuki masa akhir mengemban amanah. “Moga-moga ini sebuah tanda bagi kita bisa “husnul khatimah” dalam mengemban amanah yang diserahkan umat kepada kita. Moga-moga tidak sekadar amanah, tapi juga memiliki nailai plus,” tandasnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni