PWMU.CO– Mobil listrik Suryawangsa buatan siswa SMK Muhammadiyah 7 (SMK Mutu) Gondanglegi Malang jadi pusat perhatian peserta Rakerwil Lazismu Jatim di Hotel The Sun Kota Madiun, Sabtu-Ahad (29-30/1/2022).
Mobil listrik ini diparkir dua hari di halaman hotel persis depan hall tempat acara. Peserta banyak yang tertarik untuk test drive mengelilingi halaman. Termasuk Ketua Lazismu Jatim Drh Zainul Muslimin, Wali Kota Madiun Maidi, dan Ketua PWM Jatim Dr HM Saad Ibrahim.
”Setirnya agak berat karena memang belum power steering. Lajunya enak dan mesin tidak ada noise sama sekali. Sangat senyap. Tancapan gasnya juga enak. Jadi tinggal main injak gas dan rem. Jok kursinya juga nyaman. Mundurnya juga mulus,” komentar Zainul Muslimin setelah uji coba.
Mobil listrik Suryawangsa ini generasi kedua. Ukurannya kecil karena itu dinamakan microbus. Panjang 3,5 meter, lebar 1,6 meter, dan tinggi, 2,2 meter. Wheel base atau jarak sumbu roda 3 meter. Berat 850 Kg. Kecepatan 70 Km per jam. Tempat duduk lima orang. Dua di depan, tiga di belakang.
Tenaga listriknya diperoleh dari panas matahari yang ditangkap panel surya dipasang di atap. Panas matahari diubah menjadi energi lalu disimpan ke dalam baterai berkapasitas 225 Ah. Baterainya pakai aki cair.
Ahmad Muhtadi, guru otomotif SMK Mutu Gondanglegi menjelaskan, seluruh mobil ini dibuat di bengkel sekolah. Mulai chasis, bodi, pengecatan, termasuk merangkai mesinnya. Desainnya digambar oleh guru setelah melihat gambar model-model mobil listrik di dunia.”Kemudian dikerjakan oleh siswa dengan bimbingan guru otomotif,” kata Ahmad ditemui di lokasi Ahad (30/1/2022).
Dia menceritakan, bagian-bagian mesin berburu ke pasar loak di Malang, Surabaya, Sidoarjo. Juga ke Pasar Elektronik Genteng Surabaya. ”Mencari motor penggeraknya saya berburu ke pasar loak. Cari mesin lama yang bagus kualitasnya. Akhirnya menemukan di bengkel Gedangan Sidoarjo. Bekas motor crane pengangkat barang buatan Jerman. Dayanya 4.000 watt,” cerita Ahmad.
Dijelaskan, putaran motornya sangat kuat. Waktu uji coba ke Jakarta dulu lewat tanjakan seperti di Alas Roban lancar. Kecepatan maksimalnya 70 Km tapi rata-rata melaju 60 Km. ”Kendaraan ini dirancang untuk dalam kota karena itu tidak perlu ngebut,” jelas Ahmad sambil tertawa.
Waktu dibawa ke Madiun untuk pameran, mobil listrik ini di-towing dengan truk pergi pulangnya. ”Saya kan sudah merasakan nyopiri ke Jakarta, sekarang pakai towing saja supaya cepat,” ujar Ahmad tertawa lagi.
Kekuatan baterai untuk 6 jam perjalanan. Kalau perjalanan siang baterai langsung diisi dari panel surya. Jika baterai habis di malam hari tinggal di-charge dengan menghubungkan ke colokan listrik seperti nge-charge HP.
”Baterainya pakai aki cair truk. Kapasitas aki ini besar tapi panel surya hanya mampu mengisi 20 persen sebab ini panel model lama. Kalau pakai panel produk baru bisa mengisi lebih besar,” tuturnya.
Dia menerangkan, dinamakan Suryawangsa artinya keluarga matahari. Matahari kan simbol Muhammadiyah. (*)
Editor Sugeng Purwanto