Kunci Sukses Dakwah: Jangan Remehkan Faktor Psikologi, laporan Ain Nurwindasari, kontributor PWMU.CO Gresik.
PWMU.CO – Dalam dakwah, faktor psikologi tidak bisa diremehkan. Seorang mubaligh atau mubalighat bisa memanfaatkan psikologi dakwah ini sebagai strategi dakwah.
Demikian resep dari Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kabupaten Gresik, Idha Rahayuningsih MPsi. Dia menyampaikan itu dalam Pelatihan Mubalighat Muda bertema ‘Mencetak Mubalighat Muda yang Mencerahkan dan Berkemajuan’.
Acara digelar Majelis Tabligh PDA Gresik di Cordoba Convention Hall SMA Muhammadiyah 10 GKB Gresik (Smamio), Ahad (30/1/2022) siang. Selain Idha, pemateri lainnya adalah: Dra Siti Dalilah Candrawati MAg, Faridah Muwafiq SAg, dan Dr Taufiqulloh MPdI.
Psikologi Dakwah
Idha Rahayuningsih, menjelaskan psikologi dakwah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang tingkah laku manusia yang merupakan cerminan hidup kejiwaannya untuk diajak kepada pengalaman ajaran-ajaran Islam demi kesejahteraan hidup manusia di dunia dan di akhirat.
Menurutnya, karena dakwah sasarannya adalah manusia yang tidak hanya memiliki aspek kognitif tetapi juga afektif, maka psikologi dakwah menjadi sangat penting untuk dikuasai oleh mubalighat.
“Psikologi dakwah merupakan alat bantu bagi para dai untuk memperoleh pengertian yang lebih mendalam tentang faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi tingkah laku manusia sebagai obyek dakwah,” terangnya.
Faktor psikologis yang melingkupi objek dakwah setidaknya adalah intelegensi, persepsi, memori, konsentrasi, minat, dan motivasi. Juga afeksi/emosi, kepribadian, konsep diri, jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, gaya hidup, budaya, dan status sosial ekonomi.
Menurut dosen Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) ini, faktor psikologis tidak bisa diremehkan. Seorang mubaligh atau mubalighat bisa memanfaatkan psikologi dakwah ini sebagai strategi dakwah. Misalnya dalam hal minat. “Karena tidak semua orang punya minat yang sama. Sehingga dakwah bisa masuk dari berbagai pintu,” terangnya.
Selain itu, ibu dari empat anak ini menambahkan, psikologi dakwah juga berguna untuk mendapatkan pengertian praktis mengenai penyampaian dakwah secara metodologis kepada sasaran agar tujuan dakwah dapat dicapai secara efektif, efisien, intensif, dan optimal.
Dari sisi persepsi, misalnya, seorang mubalighat bisa memahami bahwa persepsi merupakan sesuatu yang sangat subjektif. “Orang yang dihadapkan stimulus yang sama, bisa jadi responnya berbeda karena punya pengalaman berbeda,” jelasnya.
Baca sambungan di halaman 2: Beda Usia, Beda Cara Dakwah