PWMU.CO– FGM (Forum Guru Muhammadiyah) Pandaan Kabupaten Pasuruan mengadakan pengajian perdana di Masjid al-Jauharah Perguruan Muhammadiyah 3 Pandaan, Sabtu (29/1/2022) pukul 08.00-10.00.
Pembicara Ketua PDM Kota Pasuruan Drs H Abu Nasir MAg. Pengajian diikuti oleh dewan guru dan karyawan sekolah Muhammadiyah di bawah PCM Pandaan. Mulai SD, SMP, SMA, dan SMK. Pengajian bulanan untuk pembinaan guru dan karyawan ini diagendakan setiap Sabtu akhir bulan.
Pengajian perdana ini mengangkat tema Muhammadiyah dan Fenomena Akhir Zaman. Ustadz Abu Nasir MAg menjelaskan, akhir zaman yang dimaksud lebih bermakna kekinian. Artinya, umat Islam di era kekinian dihadapkan pada dua fenomena besar berdasarkan hadits riwayat Abu Daud dan Ahmad ini.
”Dari Tsauban, ia berkata, bersabda Rasulullah saw, hampir saja bangsa-bangsa memangsa kalian sebagaimana orang lapar menghadapi meja penuh hidangan. Seseorang bertanya, apa saat itu kita sedikit?” Jawab Nabi, bahkan saat itu kalian banyak, akan tetapi kalian seperti buih di laut. Allah akan cabut rasa takut dari dada musuh kalian, dan Allah sungguh akan mencampakkan penyakit wahn dalam hatimu. Seseorang bertanya, Ya Rasulullah apa itu wahn? Nabi menjawab, cinta dunia dan takut mati,” jelasnya.
Dari hadits itu, Ustadz Abu Nasir menerangkan bahaya penyakit al-wahn yaitu hubbud dunya wakarahiyatul maut, artinya cinta dunia dan takut mati. ”Orang yang terkena penyakit ini biasanya gampang sekali terpengaruh oleh sekularisme, liberalisme, hedonisme bahkan atheism,” katanya.
Karena itu, sambung dia, dua fenomena besar yang akan dihadapi umat Islam adalah, pertama, semua yang dilakukan tidak berorientasi kepada agama dan tidak meyakini bahwa ada kehidupan setelah kematian.
Kedua, menjamurnya kemurtadan. Hal inilah yang dimanfaatkan oleh musuh-musuh Islam untuk menghancurkan dan melemahkan Islam.
”Kita warga Muhammadiyah yang termasuk ke dalam kuntum khaira ummatin menurut surat Ali Imran:110 bertugas amar makruf nahi munkar,” tandasnya.
Dia menjelaskan, maka tugas kita yang pertama adalah beramar makruf nahi munkar seperti yang tercantum dalam firman Allah dalam surat an-Nisa’ ayat 75 yang artinya: Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang yang lemah, baik laki-laki, perempuan maupun anak-anak yang berdoa, ”Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekkah) yang penduduknya zalim. Berilah kami pelindung dari sisiMu, dan berilah kami penolong dari sisiMu.”
Tugas kedua, lanjut dia, menyiapkan pergerakan-pergerakan, seperti firman Allah surat al-Anfal ayat 60 yang artinya: Persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka dengan kekuatan yang kamu miliki dan dari pasukan berkuda yang dapat menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; tetapi Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu infakkan di jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dizalimi.
”Kita tidak boleh hanya diam melihat fenomena-fenomena akhir zaman. Meskipun kita tidak punya kekuatan, kekuasaan, paling tidak kita berpihak pada yang benar,” tandasnya.
Dia menyampaikan, belajarlah dari kisah cicak dan burung pipit dahulu saat Nabi Ibrahim alaihi salam dibakar oleh Raja Namrud, datanglah seekor burung pipit yang berulang kali mengambil air dan meneteskan air itu di atas api yang membakar Nabi Ibrahim alaihi salam.
Cicak yang melihatnya tertawa: Hai Pipit, alangkah sia-sia dan bodohnya yang kau lakukan itu. Paruhmu yang kecil hanya mampu menghasilkan beberapa tetes air, mana mungkin dapat memadamkan api itu.
Burung pipit menjawab: Wahai cicak, memang tak mungkin aku dapat memadamkan api yang besar itu, tapi aku tak mau jika Allah melihatku diam saja saat sesuatu yang Allah cintai dizalimi. Allah tak akan melihat hasilnya apakah aku berhasil memadamkan api itu atau tidak, tetapi Allah akan melihat di mana aku berpihak.
Cicak terus tertawa sambil menjulurkan lidahnya. Ia berusaha meniup api yang membakar Nabi Ibrahim alaihi salam agar cepat membesar.
”Memang tiupan cicak tak ada artinya dan tak menambah besar api yang membakar Nabi Ibrahim alaihi salam tetapi Allah melihat di mana cicak berpihak,” tutur Ustadz Abu Nasir menutup pengajian FGM Pandaan. (*)
Penulis Luqman Wahyudi Editor Sugeng Purwanto