Islam Dipinggirkan, Songsong Pemimpin Harapan Umat, laporan Muhammad Nasikin, kontributor PWMU.CO Sidoarjo.
PWMU.CO – Menyongsong pemimpin harapan umat dibahas di Pengajian Ahad V Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Wage Sidoarjo, Ahad (30/1/2022)
Pengajian ini dilaksanakan di Masjid Al Ikrom Wage dan dihadiri oleh pimpinan dan simpatisan Muhammadiyah Wage serta warga sekitar dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Pematerinya adalah Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Jatim Ahmad Sobrun Jamil MSi MP dengan tema Menyongsong Hadirnya Pemimpin Harapan Umat.
Mengawali pengajian Ahmad Sobrun Jamil menjelaskan tema pada pengajian kali ini tidak ada kaitannya dengan pemilihan presiden mendatang karena masih jauh.
“Menyongsong berarti menyiapkan dengan serius. Punya strategi dan logistik. Tidak menunggu,” tegasnya.
Kemudian dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini membacakan surat al-Anfal ayat 60.
وَاَعِدُّوْا لَهُمْ مَّا اسْتَطَعْتُمْ مِّنْ قُوَّةٍ وَّمِنْ رِّبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُوْنَ بِهٖ عَدُوَّ اللّٰهِ وَعَدُوَّكُمْ وَاٰخَرِيْنَ مِنْ دُوْنِهِمْۚ لَا تَعْلَمُوْنَهُمْۚ اَللّٰهُ يَعْلَمُهُمْۗ وَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ شَيْءٍ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ يُوَفَّ اِلَيْكُمْ وَاَنْتُمْ لَا تُظْلَمُوْنَ
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya, sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan di jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dizalimi (dirugikan),” sitirnya.
Orang baik dan setiap kebaikan, lanjutnya, pasti ada musuhnya. Padahal kita tidak pernah mencari musuh. Tapi pasti ada orang-orang yang berusaha menghalangi kebaikan dan memusuhi kita.
“Posisi Islam dan kaum Muslim saat ini sangat memprihatinkan, tersudut dan terpinggirkan. Sebagai contoh di India. Kaum muslim di sana mengalami perlakuan yang tidak adil, terhina, tertindas dan terpinggirkan,” ungkapnya.
Permasalahan Global Muslim
Menurutnya posisi Islam sekarang dipinggirkan. Di India penganut Islam sangat terhina dan ditindas. Di Eropa terjadi Islamphobia dan kaum muslim juga diperlakukan tidak adil dan hak-hak dasar mereka tidak diberikan seperti yang dialami Palestina.
“Meskipun di sisi lain, perkembangan Islam di Eropa semakin naik. Bahkan, banyak bayi-bayi yang baru dilahirkan diberi nama Muhammad atau Ahmad,” urainya.
Samuel Hungtington, sambungnya, dalam bukunya The Clash of Civilization mengungkap akan ada benturan peradaban antara Timur dan Barat.
“Orang Barat yang berbasis pada materialisme mencoba membuat strategi untuk menjinakkan kaum Muslimin. Sehingga kaum Muslimin lambat-laun akan mengikuti pola yang mereka desain termasuk di Indonesia,” ujarnya.
Pemurtadan, Nativikasi dan Deislamisasi
Selain problem global, umat Muslim juga dihadapkan pada problem eksternal di antaranya pemurtadan, nativikasi, dan deislamisasi.
“Pertumbuhan umat Islam secara nasional 1,2 persen, sedangkan pertumbuhan Kristen 2,4 persen. Lebih cepat dua kali lipat. Gerakan mereka sangat kuat dan masif,” jelasnya.
“Mereka melakukan pertemuan-pertemuan di ballroom hotel di kota-kota besar. Para penginjil mereka juga masuk ke pelosok-pelosok dan memberikan bahan pokok lebih banyak dari kita,” tambahnya.
Di sisi lain event lokal yang berbau animisme dan dinamisme digeber habis-habisan dengan dalih kearifan lokal.
“Dalam masyarakat kita sekarang dimunculkan statemen bahwa ajaran Islam hanya diperlukan di masjid. Tidak perlu dibawa dan diaplikasikan di pasar, di kantor dan sektor kehidupan lainnya. Statemen seperti ini sangat berbahaya,” paparnya.
Menurutnya saat ini terjadi ashabiah atau fanatisme masing-masing ormas Islam. Ormas Islam saling berbangga dan mengkerdilkan ormas lain. Parpol Islam juga krisis kepemimpinan
“Pemahaman agama Islam kaum muslim juga sangat rendah. Banyak yang tidak bisa baca al-Quran dan tidak faham bahasa Arab. Rendahnya penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, informasi dan komunikasi,” terangnya.
Cinta Dunia dan Takut Mati
Kondisi umat Islam saat ini, lanjutnya, sudah digambarkan oleh rasulullah 14 abad yang lalu. Jumlah umat Islam saat ini sangat banyak, tetapi seperti buih.
“Dari Abu Hurairah berkata Rasulullah saw bersabda Apabila umatku sudah mengagungkan dunia, maka akan tercabut dari mereka kehebatan Islam. Dan apabila mereka meninggalkan amar makruf, maka mereka akan terhalang dari keberkahan wahyu. Dan apabila umatku saling menghina, maka jauhlah mereka dari pandangan Allah (Hakim, Tirmidzi),” jelasnya mengutip hadits nabi.
Dia menegaskan yang pertama perbaikan dan perubahan harus dimulai dari masing-masing individu. Seperti termaktub dalam surat ar-Ra’d ayat 11.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia,” kutipnya.
Kedua, sambungnya, memprioritaskan pendidikan. Terutama pendidikan tauhid. Memperbaiki pemikiran, nilai, budaya dan kebiasaan.
“Kita ajarkan anak-anak kita tentang asal penciptaan, alam raya, dan kita arahkan segala aktivitas berorietatasi pada kehidupan akhirat dan mencari ridha Allah,” pesannya.
Ketiga, ujarnya, perubahan dilakukan secara kolektif. Kehebatan Shalahuddin al Ayyubi menaklukkan Palestina dengan jalan damai tanpa pertumpahan darah bisa kita jadikan contoh keberhasilan seorang pemimpin dambaan umat.
“Tidak hanya kepribadiannya yang luhur dan mulia, tetapi dia juga dikelilingi orang-orang baik. Mulai dari panglima perang dan para menteri-menterinya selalu berjuang untuk mendapatkan ridha Allah,” tegasnya. (*)
Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.