PWMU.CO– Umrah sudah dibuka tapi biro travel di Jawa Timur belum berani memasarkan. Sebab harganya masih mahal.
Hal itu dikatakan Dirut PT Daya Matahari Utama Drs Ec Abdullah Smith Ak dihubungi Jumat (4/2/2022). PT DMU memiliki anak perusahaan PT Relasi Laksana Wisata, biro travel umrah, belum menawarkan ke masyarakat.
Dia menjelaskan, meskipun umrah sudah dibuka untuk Indonesia mulai Januari 2022 namun aturan baru selama pandemi Covid-19 menyebabkan biaya perjalanan umrah mencapai Rp 40 juta.
”Tambahan biaya itu untuk karantina kedatangan di Saudi lima hari dan kepulangan ke Indonesia lima hari. Jadi sepuluh hari habis untuk karantina. Sedangkan paket umrah hanya sembilan hari,” kata Abdullah Smith.
Dari biaya Rp 40 juta itu, menurut Smith, harga paket umrah tetap Rp 23 juta, sedangkan biaya karantina sepuluh hari di hotel Rp 17 juta.
”Dengan harga itu biro travel umrah di Jawa Timur belum berani jualan karena terlalu mahal. Yang buka baru biro travel Jakarta. Kalau ada jamaah dari Jawa Timur itu ikut biro umrah Jakarta,” ujarnya.
Orang-orang yang berangkat umrah sekarang ini harus bersedia menghabiskan waktu sepuluh hari tinggal di hotel. Lima hari hotel di Saudi dan lima hari hotel di Jakarta.
PT Relasi Laksana Wisata, menurut Smith, sejak pandemi Covid-19 hampir-hampir vakum karena tidak ada pemberangkatan umrah. ”Semua biro travel umrah kukut kabeh yang besar apalagi yang kecil,” tuturnya.
Untuk bertahan, sambung dia, PT Relasi membuka paket wisata dalam negeri. Sejak PPKM mulai dilonggarkan dan tempat wisata dibuka mulai ditawarkan wisata dalam negeri seperti ke Semarang, Yogyakarta, Bali, dan tempat lain sesuai permintaan. ”Tur wisata paling diminati sekarang ini ke Semarang. Melihat kota tua dan Ungaran,” ujarnya.
PT Relasi kembali memasarkan paket umrah, tambah dia, menunggu perubahan aturan karantina dihapuskan sehingga harga kembali Rp 23 juta. ”Syarat vaksinasi Covid boleh merk apapun buatan Cina, Eropa, maupun Amerika diterima Saudi,” tandasnya.
Lobi Saudi
Umrah sudah dibuka untuk Indonesia pertama kali berangkat pada 8 Januari 2022. Sudah lebih 8.000 orang terbang ke Arab Saudi untuk umrah.
Sejumlah catatan evaluasi dibuat Kementerian Agama, salah satunya terkait dengan pelaksanaan karantina kepulangan dan layanan di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta).
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief mengatakan, pihaknya telah menggelar evaluasi bersama lintas kementerian dan lembaga yang terkait dengan penyelenggaraan ibadah umrah.
Selain Kemenag, evaluasi diikuti juga perwakilan dari Kementerian Luar Negeri, Kementerian Kesehatan, Kementerian Perhubungan, KBRI Riyadh, KJRI Jeddah, Satgas Penanganan Covid-19, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Soetta, Kantor Imigrasi Soetta, Otoritas Bandara Soetta, Angkasa Pura II Soetta, Persatuan Hotel Republik Indonesia (PHRI), serta delapan Asosiasi Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) dan Asosiasi Asuransi Umrah.
”Skema One Gate Policy (OGP) pemberangkatan jemaah umrah dinilai baik dan berhasil dengan tidak adanya kasus jemaah positif saat berangkat dan tiba di Arab Saudi,” terang Hilman di Jakarta, Rabu (2/2/2022) seperti ditulis kemenag.go.id.
Soal karantina kepulangan, rapat menyepakati sejumlah masukan penting bagi PHRI dan hotel yang menjadi tempat karantina kedatangan Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN), termasuk jemaah umrah. Masukan itu antara lain agar pihak hotel memperhatikan variasi dan kecukupan menu makanan bagi jemaah umrah.
Hotel juga diminta melakukan standarisasi fasilitas, sarana, dan prasarana di dalam kamar agar jemaah merasa aman, nyaman, dan tetap dapat memelihara kesehatannya selama masa karantina dengan memperhatikan sirkulasi udara, ruang gerak penghuni kamar, dan kecukupan sinar matahari.
“Hasil evaluasi juga mendorong pihak hotel untuk mengatur flow pergantian antar penghuni kamar agar tidak terlalu dekat antara penghuni yang masuk dengan yang keluar dengan tetap memperhatikan higienitas kamar,” papar Hilman.
Hilman meminta seluruh PPIU untuk memastikan sudah memiliki jaminan pemesanan (booking) kamar hotel untuk karantina kepulangan bagi jemaah umrahnya, sejak saat keberangkatan mereka. Hal ini penting agar tidak terjadi kasus jemaah telantar karena menunggu kepastian tempat karantina.
Kementerian Agama akan bersurat ke BNPB untuk mengusulkan pembukaan bandara di kota lainnya sebagai tempat pemberangkatan dan pemulangan jemaah umrah mengantisipasi penumpukan dan over load Bandara Soekarno Hatta.
Hilman menambahkan, telah berkunjung ke Kedutaan Besar Arab Saudi di Indonesia membahas ibadah haji dan menyampaikan harapan agar kebijakan karantina institusional di Arab Saudi bisa dihapus.
”Mudah-mudahan harapan tersebut dapat segera terwujud dengan adanya kartu vaksinasi covid yang diterbitkan oleh Kemenkes dan integrasi antara aplikasi pedulilindungi dengan tawakalna,” ujarnya.
Menurut dia, keberangkatan 8.000 jamaah umrah tanpa ada kasus positif Covid-19 menjadi poin penting bagi Kementerian Luar Negeri RI, melalui perwakilannya di Arab Saudi, untuk berdiplomasi dan melakukan negosiasi terkait kemungkinan dihapusnya keharusan karantina institusional bagi jemaah umrah.
Penulis/Editor Sugeng Purwanto