PWMU.CO – Rektor Umsida: Tidur pun harus tetap memikirkan kampus. Dulu mengurus kampus bisa sambil tiduran. Sekarang sudah tidak bisa. Saat ini justru sebaliknya.
Hal itu diungkapkan oleh Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) Dr Hidayatulloh MSi saat berkunjung ke Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah (STAIM) Probolinggo, Kamis (3/2/2022)
Kunjungan ini dalam rangka pendampingan dan pembinaan pengembangan kampus dari Umsida untuk STAIM Probolinggo.
Cita-cita yang Besar
Menurut Hidayatulloh, Umsida siap melakukan pendampingan dan pembinaan kepada STAIM Probolinggo untuk menjalankan tugas yang diamanahkan oleh Majelis Dikti Litbang Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dengan sebaik-baiknya.
“Kami membawa serta Wakil Rektor I bidang akademik Dr Hana Catur Wahyuni, Wakil Rektor III bidang kemahasiswaan Eko Hardi Ansyah MPsi Psikolog, Dekan Fakultas Agama Islam Dr Istikomah dan Kepala Sekretariat Universitas Dr Kumara Adji Kusuma,” ujarnya.
“Kunjungan ini untuk bisa memberikan pendampingan dan pembinaan yang tepat yang dibutuhkan STAIM Probolinggo sesuai surat tugas yang baru kami terima dari Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah,” tambahnya.
Dalam mengelola dan memajukan perguruan tinggi, lanjutnya, haruslah memiliki cita-cita yang besar, kesungguhan dan kecepatan.
“Dulu Umsida dibimbing oleh Pak Malik Fadjar (almarhum mantan Rektor UMM). Beliau mengatakan, anda boleh saja tidak punya apa-apa, tapi jangan tidak punya cita-cita. Cita-cita itulah yang akan menggerakkan,” ungkapnya.
“Muhammadiyah dulu tidak punya apa-apa. Tapi kini bisa memiliki lembaga pendidikan bahkan hingga di Malaysia dan Australia. Inilah kekuatan dari cita-cita,” imbuhnya.
Modal Banyak Dosen Muda
Berawal dari cita-cita, sambungnya, maka lanjutkan dengan kesungguhan dan gerak cepat. Harus ada kesungguhan.
“Jika dulu mengurus kampus bisa sambil tiduran, maka sekarang sudah tidak bisa. Saat ini justru sebaliknya, tidur pun harus tetap memikirkan kampus,” tegasnya.
Baginya kecepatan juga dibutuhkan. Karena di masa sekarang bukan lagi yang besar mengalahkan yang kecil, tapi yang cepat mengalahkan yang lambat.
“STAIM Probolinggo sendiri memiliki modal yang sangat baik, mengingat para dosennya masih muda-muda. Maka milikilah cita-cita besar. Dan teruslah bergerak cepat dan bersungguh-sungguh mewujudkan cita-cita,” tuturnya.
Kampus Unggul dan Maju
Sementara itu Ketua STAIM Probolinggo Dr Benny Prasetya MPdI dalam sambutannya di Aula Kantor Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Probolinggo mengatakan pihaknya sangat berterima kasih atas kunjungan istimewa dari Umsida. STAIM siap didampingi untuk pengembangan menjadi kampus unggul dan semakin maju di masa yang akan datang.
“Alhamdulillah semoga pertemuan ini menjadi ikhtiar bersama untuk memajukan Perguruan Tinggi Muhammadiyah. Khususnya kampus kami yang ingin terus maju dan berkembang seperti Umsida yang telah berhasil melakukan pengembangan dengan kemajuan yang sangat pesat,” ujar pria yang juga merupakan alumni Magister Pendidikan Agama Islam Umsida ini.
Dari sisi akademik, lanjutnya, STAIM Probolinggo terus berbenah untuk memberikan pendidikan yang terbaik. Saat ini kami memiliki dua program studi yang terakreditasi B. Yaitu Prodi Pendidikan Agama Islam dan Hukum Keluarga Islam.
“Sedangkan empat prodi lainnya yang merupakan program studi baru telah submit ke BAN PT untuk diakreditasi. Yaitu Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibditaiyah (PGMI), Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD), Tadris Matematika dan Prodi Ekonomi Syariah,” jelasnya.
Fokus Bangun Gedung Baru
Saat ini STAIM Probolinggo memiliki 31 dosen tetap dan 7 dosen tidak tetap. Seluruhnya berpindidikan minimal S-2 dengan mayoritasnya berusia di bawah 40 tahun.
“Kami juga memiliki tiga dosen bergelar doktor, dan ada empat dosen kandidat doktor yang saat ini sedang menempuh pendidikan S-3,” paparnya.
Fokus pengembangan STAIM Probolinggo saat ini, sambungnya, adalah pada pembangunan gedung baru untuk memberikan sarana prasarana pembelajaran yang lebih baik bagi para mahasiswa.
“Semoga kami bisa belajar banyak dari Umsida yang telah berhasil melakukan pengembangan kampus. Baik dalam bidang peningkatan kualitas akademik dan pembangunan gedung yang sangat megah dan representatif sebagai sarana penunjang proses pembelajaran yang berkualitas,” harapnya. (*)
Penulis Aries Dirgayunita. Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.