Warning bagi Guru Muhammadiyah yang Berniat Daftar PPPK, laporan Basirun, kontributor PWMU.CO Surabaya.
PWMU.CO – Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammdiyah Jawa Timur Prof Dr Biyanto MAg mengatakan bagi guru Muhammadiyah yang berniat mengikuti tes pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) sebaiknya segera membuat surat pengunduran diri.
“Jangan setelah diterima baru lapor, agar tidak merepotkan pihak lembaga,” tegasnya.
Biyanto menyampaikan itu dalam acara kajian bulanan yang diselenggarakan oleh Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Wonokromo Surabaya di SMA Muhammadiyah 3 Gadung (Smamga) Surabaya, Sabtu (5/2/2022).
Dia memberikan contoh sebuah sekolah Muhammadiyah yang kepala sekolahnya mengikuti tes PPPK dengan mengajak tujuh gurunya, dan semuanya diterima. Menurutnya hal itu sangat merepotkan.
Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya itu menyampaikan, sejatinya SK PPPK itu berlaku hanya lima tahun. Setelah itu akan dievaluasi. Jika memang kinarjanya baik, akan tetap dites lagi.
“Berbahagialah bagi pegawai Persyarikatan yang tetap istikamah, insyaallah akan disejahterakan sampai pensiun,” jelas lelaki yang tinggal di Kampung Plampitan Surabaya itu.
Wadah Strategis Kaderisasi
Biyanto menyampaikan, sekolah Muhammadiyah adalah wadah yang strategis untuk kaderisasi, agar Persyarikatan yang telah dibangun KH Ahmad Dahlan ini tetap eksis.
“Jauh sebelum Taman Siswa berdiri, KH Ahmad Dahlan sudah mendirikan sekolah, namanya Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah di Yogyakarta, pada 1 Desember 1911. Karena beliau berpendapat bahwa sekolah merupakan tempat yang tepat untuk kaderisasi,” jelasnya.
Dia mengungkapkan, setiap tahunnya, sekolah Muhammadiyah telah mencetak lulusan yang tidak sedikit. Bahkan sekolah Muhammadiyah di Indonesia bagian timur, lulusannya banyak dari kalangan non-Muslim.
“Wali Kota Jayapura Dr Benhur Tomi Mano MM adalah salah satu contoh kader Muhammadiyah, walaupun beliu seorang Nasrani, beliau merasa bangga menjadi alumnus Muhammadyah,” ungkapnya tentang alumnus SMP Muhammadiyah Yapis Abepura itu.
Baca sambungan di halaman 2: Sukarno Santri KH Ahmad Dahlan