PWMU.CO – Tubuh boleh terbaring di ranjang rumah sakit. Tapi hati dan pikiran tetap tidak lepas dari memikirkan kondisi umat dan bangsa. Begitulah kondisi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 2000-2010, KH Hasyim Muzadi, yang sejak Jum’at lalu (6/1) dirawat di Rumah Sakit Lavalette, Malang.
Kepada Haedar Nashir yang menjenguknya, Hasyim Muzadi menyampaikan pesan-pesan keumatan dan kebangsan. “Ketika kita perkenalkan, beliau sangat respon,” jelas Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini kepada PWMU.CO tentang kondisi Kyai Hasyim Muzadi.
(Berita terkait: Ketua Umum PP Muhammadiyah Jenguk KH Hasyim Muzadi yang Sedang Dirawat di RS)
“Alhamdulillah kami bisa berdialog dengan beliau. Tapi karena kita juga berharap, ingin beliau beristirahat, kita harus pamit meninggalkan beliau,” terang Haedar.
Kepada Media Muhammadiyah Jawa Timur ini, Haedar menyampaikan ada 3 pesan keummatan dan kebangsaan yang disampaikan oleh Hasyim Muzadi kepadanya. “Pertama, beliau mendoakan Muhammadiyah tetap terus bergerak dan makin berhasil,” terang Haedar.
Pesan kedua Hasyim Muzadi, tambah Haedar, adalah harapan agar Muhammadiyah dan tokoh-tokoh Islam lainnya terus peduli pada persoalan bangsa. “Beliau menyebutnya persoalan bangsa sedang dalam banyak masalah.”
(Baca: KH Hasyim Abbas, Tokoh NU Ini Ternyata Guru yang Sangat Dikenang oleh Ketua PW Muhammadiyah Jatim Ini dan Perbedaan Gaya Sarungan Warga Nahdliyin dan Muhammadiyah)
Pesan ketiga, Hasyim mengharapkan para tokoh bangsa dan umat untuk terus merawat jiwa kepemimpinan. Bukan sekedar pemimpin, tapi juga yang punya kualifikasi. “Memimpin dengan hati nurani, memimpin dengan hati,” jelas
Bagi Haedar Nashir yang berkesempatan membesuk Hasyim Muzadi, sesungguhnya punya banyak makna. Menjenguk orang sakit, selain pemenuhan hak atas seorang Muslim, juga untuk memperteguh ukhuwah islamiyah. “Lebih daripada itu, kita harus memperluas area ukhuwah islamiyah.”
“Baik hal-hal yang sifatnya insaniyyah (kemanusiaan, red) seperti ini, ke depan ukhuwwah islamiyyah ini juga masuk pada hal-hal yang sifatnya kerja-keja bersama untuk membangun marwah, muru’ah, dan izzah umat Islam,” jelas Haedar sambil menambahkan ia hanya bisa terbangun dari kebiasaan-kebiasaan yang murni tanpa pamrih.
(Baca juga: Ketika MU dan NU Tidak Saling Bertanding … Fenomena Jepara dan Belum Pernah Lihat Ketua Muhammadiyah-NU Gantian Memijat? Di Kabupaten Inilah Kerukunan Itu Terwujud)
Bagi Haedar, kebersamaan secara jam’iyyah itu tumbuh karena memang ada ukhuwwah imaniyyah. “Ukhuwah imaniyyah itu jauh lebih kokoh ketimbang lainnya. Perbedaan pandangan, faham, organisasi, tidak meluruhkan ukhuwah imaniiyah kita, ukhuwwah islamiyyah.”
Dalam kunjungan ini, Haedar ditemani oleh Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim, DR M Saad Ibrahim, Sekretaris PWM Jatim, Ir Tamhid Masyhudi, serta Wakil Ketua PWM Nadjib Hamid MSi. Selain itu, juga ada Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Fauzan MPd, Ketua Majelis Tarjid dan Tajdid PWM Jatim Moh Nurhakim, serta Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Malang DR Mursidi. (kholid)
NB: Begitu tulusnya KH Hasyim Muzadi dalam merajut ukhuwwah, maka ketika beliau wafat (16/3/17), juga meninggalkan duka yang mendalam dalam warga Muhammadiyah. Karena itu, Ketua PWM Jatim menginstruksikan warga Muhammadiyah yang tidak bisa menghadiri shalat jenazah, untuk mendirikan shalat ghaib di tempat masing-masing.