PWMU.CO – Rahasia Sehat Jiwa Raga ala dr Kinik Darsono. Kajian Ahad Kliwon Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sine, Ngawi, Ahad (13/2/2022) di Gedung Muhammad Yusuf, Sine, Ngawi menghadirkan penceramah dr Kinik Darsono MEd Ed.
Biasanya kajian ini mendatangkan pemateri seorang ustadz atau mubaligh dan praktisi pendidikan. Tapi kali ini tidak. Sang penceramah adalah seorang dokter.
Meski tidak berpenampilan ala ustadz—mengenakan batik tanpa peci—dokter yang namanya unik ini: Kinik Darsono (bukan klinik loh) mampu menghipnotis jamaah selama 60 menit.
Dia mengupas tentang asal kejadian manusia dan menelaah pentingnya mengelola jiwa raga. “Agar komunikasi manusia dengan Allah tercipta, haruslah melalui kelembutan,” ujarnya.
Dokter Kinik Darsono menjelaskan Surat al-Baqarah ayat 1 menyebutkan alif (Allah), lam (Latif/lembut), mim (Muhammad/manusia). Ayat itu menurutnya mengajarkan menghindari marah karena marah adalah pembawaan setan.
Tips Sehat Jiwa Raga
Dia menjelaskan, sebagai manusia menuruti hawa nafsu tentu tiada berbatas. “Sebagaimana kita menghitung jumlah rambut di kepala atau jumlah bintang di langit. Tak mungkin terhitung secara pasti. Demikian pula dengan nafsu manusia. Oleh karenanya, mengelola kesadaran menjadi hal penting agar sehat jiwa dan raga,” kata Direktur RSUD Soeratno Gemolong Sragen, Jawa Tengah ini.
Terkait resep sehat jiwa dan raga, dr Kinik Darsono menguraikan rahasianya. Pertama, perlakukan fisik seperti tanah dan air.
Menurut dia, agar dapat berdaya guna, tanah harus dipres, ditekan, ditata, dicetak, dan dibakar.
“Setelahnya, ia akan menjadi batu-bata yang siap digunakan untuk bahan bangunan, bernilai estetis, juga ekonomis. Andai tanah dibiarkan, ia akan menjadi debu. Saat menempel akan mengotori kaca dan jendela. Jika terkena mata akan menjadikan sakit. Demikianlah nafsu manusia. Butuh tekanan agar tertata indah dan berdaya guna,” terangnya.
Air juga demikian, sambungnya. Harus dikelola agar alirannya teratur dan terarah. Aliran air selalu mengarah ke bagian yang rendah. “Nafsu manusia harus ditata dengan cara memandang ke bawah untuk urusan dunia. Kian dewasa harus kian bijak. Bak ilmu padi, makin tua makin merunduk,” ujarnya.
Kedua, imbangkan pikiran dan perasaan secara proporsional. Salah satu sifat Rasul adalah sidik yang bermakna jujur yang bisa diakronimkan sebagai jasmani, jiwa, dan rohani. Ketiganya haruslah sejajar.
“Saat pengendalian jiwa seimbang maka ketenangan jiwa akan terwujud,” katanya.
Baca sambungan di halaman 2: Ujian Bertubi-tubi Mendera PCM Sine