PWMU.CO – Muhammadiyah bukan sekadar organisasi disampaikan Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik Mahfudz Asyrofi MSi dalam kajian iftitahnya pada acara Penguatan Ideologi Muhammadiyah digelar secara hybrid, Sabtu (05/02/22).
Dalam kegiatan yang diselenggarakan Tim Sinergi Al-Islam Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) GKB Gresik dia mengatakan Muhammadiyah tidak hanya sebagai organisasi, tetapi sebagai organisasi gerakan.
“Gerakan ini tidak hanya sebagai penggerak, tapi menjadi penggerak yang bermanfaat,” ujar Wakil Ketua Bidang Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik di hadapan peserta di Cordoba Hall Convention SMA 10 Muhammadiyah (Smamio) GKB Gresik.
Dia memaparkan Muhammadiyah menjadi organisasi penggerak yang bermanfaat. Seperti firman Allah SAW dalam surat al-Araf ayat 17. Sesuatu yang terjadi di alam ini jika ia keberadaannya tidak memberi manfaat, maka tidak ada jaminan keberadaannya bisa terus-menerus.
Muhammadiyah Bisa Eksis
Dalam kajian yang mengangkat tema Muhammadiyah Berkhidmat untuk Negara melalui Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), Machfudz Asryrofi menjelaskan Muhammadiyah sudah berdiri hampir 100 sekian tahun. Sangat naif jika keberadaannya sebegitu lamanya hanya berdiri sebagai oraganisasi.
“Karena menjadi organisasi penggerak, Muhammadiyah bisa tumbuh dengan eksis seperti sekarang ini,” tekannya.
Jika, lanjutnya, kita menginginkan Muhammadiyah terus berkembang dan terus memberi manfaat kepada masyarakat, maka insyaAllah keberadaan Muhammadiyah akan tetap menjadi suatu organisasi yang tidak hanya kuat, tapi mampu dalam memahami dan menggeluti berbagai macam peristiwa. Muhammadiyah akan semakin berkembang lagi ketika memosisikan sebagai organisasi gerakan ini.
Memberikan Manfaat
Mahfudz Asryrofi mengungkapkan untuk menjadi sebuah gerakan yang menggerakkan dan senantiasa memberi manfaat, maka Muhammadiyah tidak hanya membutuhkan sistem.
“Muhammadiyah membutuhkan orang-orang yang memahami kepribadian Muhammadiyah. Orang-orang yang menyadari tentang tujuan dan cita-cita Muhammadiyah,” tuturnya.
Selain itu, sambungnya, Muhammadiyah juga sangat membutuhkan kader-kader yang mampu mengarahkan dan meraih tujuan dan cita-cita persyarikatan tersebut.
“Ini yang kita butuhkan, selain sistem yang juga harus kuat,” tandasnya. (*)
Penulis Novia Qurrati A’yunina. Co-editor Ichwan Arif. Editor Muhammad Nurfatoni.