PWMU.CO – SWA Banyuwangi cetak entrepreneur perempuan mandiri dan Islami melalui kelas baking. Kelas baking ini dilaksanakan di Kantor PDA Banyuwangi dan satu hari berkunjung dan praktik di pengusaha Lidata’z Pizza, Ahad (20/2/2022).
Kepala Sekolah Wirausaha Aisyiyah (SWA) Banyuwangi Roudhotul Jannah dalam sambutannya menyampaikan SWA merupakan program Majelis Ekonomi Ketenagakerjaan (MEK) Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Banyuwangi yang sudah terprogram dari Pimpinan Pusat (PP) Aisyiyah.
“SWA PDA Banyuwangi telah lauching pada 5 Desember 2021 dengan angkatan I kelas rias. Kelas baking ini merupakan angkatan II. Alhamdulillah jumlah angkatan II ini banyak yang berminat sampai kita menolak pendaftar karena kuota terpenuhi. Jumlah pesertanya 25 orang,” ujarnya.
Entrepreneur Perempuan Mandiri Islami
Peserta kelas baking, lanjutnya, terutama usia produktif. Setelah mengikuti SWA kelas baking ini diharapkan terlahir dan berkembang entrepreneur-entrepreneur perempuan yang mandiri dan Islami. Khususnya bidang baking dan dapat berinovasi dan berkreasi dari ilmu yang didapatkan.
“Yang sangat penting ilmu dan pengalaman yang didapat nantinya membawa manfaat dan berkah untuk kita semua. Dan jangan lupa follow IG SWA PDA Banyuwangi yang bernama Sekolah Wirausaha,” harapnya.
Sementara itu Bendahara PDA Banyuwangi Hj Robitho Azizah dalam materi ke-Asyiyahan menyampaikan Aisyiyah sebagai organisasi otonom perempuan Persyarikatan Muhammadiyah merupakan gerakan Islam, dakwah amar makruf nahi munkar dan tajdid yang berasas Islam serta bersumber kepada al-Quran dan as-Sunnah.
“Tujuan Aisyiyah adalah tegaknya agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Usaha Aisyiyah diwujudkan dalam bentuk program, pelaksanaanya dalam amal-usaha dan kegiatan,” ungkapnya.
Mental Wirausaha dan Mind Mapping
Pemateri pertama Owner Lidata’z Pizza Mohammad Rofii mengatakan ada enam hal yang perlu diperhatikan dalam membangun mental wirausaha. Pertama berani lepas dari zona aman sebagai karyawan.
“Kedua memaksimalakan kemampuan individu untuk berkreasi dan berinovasi dalam aspek usahanya sendiri. Ketiga berani bersaing dengan competitor. Keempat menikmati proses perjalanan dan keberlangsungan usaha,” paparnya.
“Kelima sabar dan bertahan dalam kendala-kendala atau situasi sulit. Terakhir keenam jujur kepada pelanggan dan diri sendiri dan terbuka menerima input dari usaha,” tambahnya.
Menurutnya gagal dalam perencanaan sama dengan merencanakan kegagalan. Maka diperlukan mind mapping wirausaha. Diantaranya survei pasar, target konsumen, survei harga bahan baku untuk acuan cost dan harga produk, panel produk unggulan dan perencanaan eksekusi usaha.
“Best attitudenya adalah memberikan produk yang berkualitas, bersih, ramah melayani, cepat dan akurat. Juga mau melayani keluhan pelanggan untuk perbaikan, focus dan ikhlas serta tidak mudah patah semangat menghadapi penjualan yang sepi,” urain mantan manajer salah satu Pizza Hut di Bali ini.
Business Plan dan Networking.
Pemateri kedua Owner Mukti Komputer Koimam menjelaskan setiap pelaku UMKM yang ingin naik kelas jelas perlu menyusun rencana usaha atau business plan Isi rencana usaha yaitu ide bisnis, membuat latar belakang usaha, persiapan, strategi pemasaran, membuat rencana keuangan, struktur organisasi dan penutup.
“Sekarang banyak yang memasarkan usaha kita lewat Instagram, Facebook dan WhatsApp. Namun sebenarnya yang lebih penting mengunci mindset dengan menggunakan google maps. Bila kita memulai usaha tidak mesti kita memproduksi barang sendiri tapi bisa menjadi koordinator,” jelasnya.
“Contohnya pada kegiatan yang diadakan Aisyiyah dapat membuka bazar. Nanti usahawan yang bergabung dalam bazar dapat memberikan 1 persen shadaqah yang nantinya masuk dalam kas PDA dan akan kembali untuk kemaslahatan umat,” imbuhnya.
Langsung Praktik Step by Step
Salah satu peseta SWA kelas baking Yunie menyampaikan rasa syukurnya selama mengikuti kelas baking di SWA sangat berkesan. Banyak teman baru dan ilmu yang kami dapatkan.
“Selain bisa mengenal dan membedakan beberapa bahan yang digunakan, kami juga bisa langsung praktik step by step. Dan hasilnya bisa kami nikmati bersama keluarga di rumah,” ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, kami juga dapat belajar langsung dari para narasumber. Bagaimana pengalaman mereka dalam merintis usahanya dan kiat-kiatnya untuk bisa terus survive menjalankan bisnisnya di masa pandemi.
“Kami juga diajarkan perencanaan bisnis, bagaimana cara melihat peluang, strategi pemasaran beserta pengelolaan keuangan. Komplit sekali. Tapi sayang karena keterbatasan waktu, belum bisa praktek langsung cara promosi via online. Semoga bisa berkelanjutan di lain waktu,” harapnya.
Di akhir acara pengurus SWA PDA Banyuwangi membagikan doorprize berupa pencuci piring produk dari PP Aisyiyah Biowan dan peralatan membuat kue. Peserta sangat antusias dan bergembira. (*)
Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.