Variasi Pertemuan di Tujuh Langit dalam Perjalanan Spiritual Isra Mikraj, Laporan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah.
PWMU.CO – Teknis perjalanan fisikal dan spiritual terungkap dalam Pengajian Virtual Orbit oleh Yayasan Orbit Lintas Karya binaan Prof M Din Syamsuddin MA PhD, Kamis (24/2/22) malam.
Dekan MIPA ITB Prof Ir Wahyu Srigutomo MSi PhD mengulas dua aspek dalam perjalanan yang seolah tidak mungkin itu. “Rasulullah melaksanakan Isra Mikraj dalam keutuhan pribadinya, yaitu aspek fisikal dan ruhaniah (spiritualnya),” terangnya.
Awalnya dia memaparkan, jarak Makkah-Madinah 450 kilometer. Pada masa itu, kurang lebih memakan waktu perjalanan dua pekan—15-16 hari—dengan unta. Sedangkan jarak Madinah-Jerussalem 1200 kilometer. Prof Wahyu menyimpulkan, “Jadi, dari Makkah ke Jerussalem sekitar 1650 kilometer.”
Dia menirukan ujaran kaum Quraisy, “Mana mungkin engkau (Muhammad) melakukan perjalanan dalam satu malam, padahal ke Baitul Maqdisnya saja sudah sebulan dengan unta!”
Isra
Mantan Wakil Rektor I Universitas Muhammadiyah Bandung itu kemudian menjabarkan rangkaian kronologis Isra yang terjadi. Ketika Rasulullah SAW melakukan perjalanan Isra dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, ada beberapa tempat transit dengan segala pesan maupun hikmahnya.
Pertama, Muhammad SAW tertidur di sekitar Masjidil Haram lalu dibangunkan Jibril AS. Kemudian, Jibril AS membelah dari sekitar leher ke dada untuk membersihkan hati Muhammad dengan Zamzam.
Berlanjutlah Jibril memperlihatkan Buroq kepada Muhammad. Prof Wahyu pun menjelaskan Buroq berdasarkan hadits. “Buroq itu hewan berbulu putih, lebih besar dari keledai, lebih kecil dari kuda. Buroq seakar kata dengan kalkun, kilatan cahaya, halilintar, yang menunjukkan percikan, nuansa kecepatan,” terangnya.
Muhammad SAW selanjutnya singgah di Madinah. Oleh Jibril, Muhammad diminta turun dan melaksanakan shalat.
Prof Wahyu menegaskan hikmah kejadian tersebut. “Madinah tempat Rasulullah berhijrah dan membangun tatanan masyarakat baru. Dari sanalah berkembang kekuatan, paradigma Islam, yang bergerak aktif pada aspek spiritual dan material,” ujarnya.
Sinai menjadi tujuan persinggahan Muhammad SAW selanjutnya. Itulah tempat Musa AS menerima Taurat. Lalu Muhammad singgah di Bethlehem, Jerussalem, tempat kelahiran Nabi Isa AS.
Muhammad juga singgah di tempat kuburan Nabi Musa AS di sekitar—dalam hadits jaraknya sejauh lemparan batu—al-Aqsa. Di sana dia melihat Nabi Musa berdoa di kuburnya.
Usai tiba di Masjidil Aqsa, kata Prof Wahyu, Muhammad SAW melakukan shalat Tahiyatul Masjid. Salah satu hadits juga menyebutkan Jibril adzan. Di sana dia juga memimpin shalat bersama ribuan Nabi terdahulu yang mulia.
Baca sambungan di halaman 2: Mikraj