PWMU.CO – Perjalanan Shinta Iftitah Dzikrullah menemukan pendidikan yang pas bagi dirinya memberi pelajaran tersendiri dalam hidupnya.
Sejak duduk di bangku kelas 3 MTs, ia sudah menata rapi segala cita-cita dan juga rencana-rencana besar ke depannya. Ia mengaku pernah gagal masuk ke sekolah negeri favoritnya usai lulus SD.
“Jadi aku ingin melampiaskan segala kegagalanku itu pada saat melanjutkan sekolah di jenjang SMA. Aku berusaha dan berdoa agar apa yang kuinginkan dapat terwujud,” ujarnya, Sabtu (5/2/22).
Setelah berhasil diterima di SMA Negeri, ia mulai beradaptasi di lingkungan baru. Ia merasa kesulitan dan kurang nyaman dengan pergaulan yang menurutnya jauh berbeda dengan saat ia bersekolah di MTs.
“Akhirnya aku memutuskan untuk meminta orangtuaku agar berkenan memindahkan aku di sekolah lain,” ungkapnya.
Pilihan pun jatuh pada Pondok Pesantren Muhammadiyah Karangasem, Paciran, Lamongan. Ia mengaku menemukan banyak pelajaran hidup.
“Mulai dari kemandirian, kedisiplinan, kebersamaan, kemasyarakatan, dan semangat selalu berbagi,” ujarnya tersenyum.
Terlebih lagi saat ia menjadi pengurus mudabbirah dan staf OPPKM. “Di situ diriku ditempa menjadi pribadi yang lebih tangguh dalam menghadapi masalah, menjadi pemimpin bagi diri sendiri maupun orang lain,” jelasnya.
Selain itu, kata dia, banyak hal baru yang tentunya tidak akan bisa ditemui jika ia tidak mondok. “Seperti mengetahui belajar kitab kuning, kitab nahwu, sharaf hingga ilmu faraid,” ujar Ketua Angkatan Venthtreenite Generation tersebut.
Baginya, sesuatu memang harus dijalani terlebih dahulu agar kita dapat tahu harus ke mana dalam melangkah untuk ke depannya. (*)
Penulis Nur Lailatus Sa’adah, siswa kelas XII Ponpes Muhammadiyah Karangasem Paciran Lamongan
Co-Editor Ria Pusvita Sari