Gado-gado rasa itu bernama Roadshow PWMU.CO, liputan pengalaman pertama mengikuti kegiatan Milad ke-6 PWMU.CO di Umpo, Ahad (27/2/22).
PWMU.CO – Seperti yang dirasakan kontributor asal Ngawi Drs Suparno, dia menyebut kegiatan Roadshow Milad Ke-6 PWMU.CO di Universitas Muhammadiyah Ponorogo (Umpo) tersebut berjalan penuh dengan keakraban.
“Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Prof Biyanto, saat memberi sambutan dari Solo, pada acara yang bertajuk Roadshow Milad Ke-6 PWMU.CO Jatim II di Umpo, berjalan penuh dengan keakraban,” ujarnya.
Menurutnya, Prof Biyanto, menyampaikan sambutan dengan gaya yang khasnya yang kalem diiringi dengan intonasi dan aksentuasi yang terjaga. “Hingga para peserta terasa mudah menerima materi tentang bagaimana sukses menulis. Termasuk bagaimana agar berani menulis,” ungkap Suparno.
Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sine itu juga mengulas, bagaimana suasana acara yang berlangsung di Gedung Rektorat Lantai 4 Umpo tersebut. “Semua yang hadir dalam ruangan yang terang temaram seperti Balairung di sebuah hotel berbintang itu, mengikuti dengan seksama seluruh sajian Prof Biyanto yang sangat diperlukan bagi penulis berita pemula,” jelasnya.
Prof Biyanto, lanjut dia, bahkan dengan jujur membeberkan pengalamannya pernah ditolak delapan kali saat mengirim tulisan ke Jawa Pos. Dalam kesempatan tersebut, Prof Biyanto juga banyak mengutip spirit dari penulis terkenal, baik dari dalam maupun luar negeri. “Begitulah Prof Biyanto memberikan wawasan yang komprehensif dalam waktu yang singkat kepada para peserta Roadshow Jatim II di Umpo,” terangnya.
Terus Menulis
Sementara Panggih Riyadi, kontributor ‘tertua’ asal Nganjuk memberi kesannya terhadap kegiatan yang diikuti ratusan peserta tersebut. “Dalam kegiatan tersebut, Pemimpin Redaksi (Pemred) PWMU.CO Mohammad Nurfatoni memberi pelatihan menulis untuk para kontributor Jatim II, yang meliputi Ponorogo, Pacitan, Madiun, Ngawi, Blitar, Nganjuk, Tulungagung, Trenggalek dan Kediri,” tuturnya.
Harapan yang diinginkan Pemred, lanjut dia, agar para kontributor terus menulis. “Diharapkan kontributor bisa naik kelas dengan setiap saat menulis, menulis, dan menulis,” bebernya.
Gado-Gado Rasa, Cerita Dibalik Sego Tiwul
Di sisi lain, Rizka Ayu, kontibutor asal Trenggalek menyampaikan pengalamannya saat didatangi Pemred dan Co-Editor PWMU.CO Mohammad Nurfatoni dan Darul Setiawan. Keduanya merapat ke meja delegasi Trenggalek, karena penasaran dengan dua makanan khas dari daerah tersebut, yakni sego tiwul dan gegok. Bahkan Pemred langsung mencicipi nasi tiwul langsung di lokasi.
Menurut Rizka, Mohammad Nurfatoni dan Darul Setiawan datang ke meja kontingen Trenggalek penuh dengan ke-kepo-an (keingintahuan yang tinggi). “Menafsirkan tanya untuk makanan yang unik menurutnya, yakni makanan khas dari Trenggalek, kota ‘cilek’ denga sejuta cerita,” ujarnya.
Bagi Rizka, bertemu keduanya sangat menyenangkan, meneduhkan hati, dan menghormati setiap kekhasan daerah masing-masing. “ Seru sekali ketika keduanya bersaut sapa dengan kami, kawan-kawan kontributor PWMU.CO dari Trenggalek, termasuk menanyakan perihal ‘si Tiwul’, nasi yang dibungkus dengan harga murah dan meriah, yang mampu dirasakan semua kalangan,” tuturnya.
Wajah seri, cerah, penuh kebahagiaan, lanjut dia, yang muncul dengan senyum tipis-tipis ketika editor dan co-editor PWMU.CO ini bertanya tentang “si Tiwul”. “Terima kasih kepada para bapak hebat. Telah mampir dan bertanya tentang makanan khas Trenggalek. Juga atas motivasi terbaik, agar terus berkarya tanpa batas. Sebab tak ada yang tidak mungkin selama kita mau untuk berproses dan gagal,” ungkapnya. (*)
Penulis Panggih Riyadi, Suparno, dan Rizka Ayu. Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.