Keutamaan Bersikap Lemah Lembut, oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid al-Huda Berbek, Waru, Sidoarjo.
عن عائشة رضي الله عنها: أَن النبيَّ ﷺ قَالَ: إِنَّ الرِّفقَ لا يَكُونُ في شيءٍ إِلَّا زَانَهُ، وَلا يُنْزَعُ مِنْ شَيءٍ إِلَّا شَانَهُ رواه مسلم.
Dari Ibunda Aisyah Radliyallahu anha, bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya kasih sayang (kelembutan) itu tidak akan berada pada sesuatu, melainkan ia akan menghiasinya. Sebaliknya, jika kasih sayang (kelembutan) itu dicabut dari sesuatu, melainkan ia akan membuatnya menjadi buruk.” (HR. Muslim)
Makna Ar-Rafiqu
Ar-Rafiqu juga berarti lathafa bihi yakni bersikap lemah-lembut kepadanya. Sebagaimana penjelasan dalam hadits di atas, Rasulullah shallallahu alaihiwasallam menyampaikan bahwa ar-Rafiqu jika melekat kepada sesuatu maka sesuatu itu menjadi kelihatan indah. Sebaliknya jika tidak ada ar-Rafiqu maka sesuatu itu menjadi kelihatan tidak menarik.
Ar-Rafiqu dalam setiap perkara, juga kepada sesama manusia bersikap lebut, memudahkan merupakan esensi dari ikatan akhlak islamiah, sifat ini merupakan sifat yang sempurna.
Di antara kejadian yang terkait dengan ini adalah ketika Aisyah hendak naik onta dan beliau merasa kesulitan yang menyebabkan beliau enggan dan agak kasar. Maka Rasulullah memerintahlan ‘alaiki birrifqi, tetaplah bersikap lembut, kemudian Aisyah menyebut hadits di atas.
Kelembutan bukan berarti seolah tidak prinsip. Akan tetapi kelembutan merupakan sikap yang menunjukkan pribadi itu adalah pribadi yang telah dewasa dan matang. Tempaan kehidupan yang telah dijalaninya, sekaligus tempaan aktivitas ruhaninya menyebabkan ia menjadi pribadi agung yang lembut kepada siapa saja. Itulah pribadi manusia agung sebagai teladan kita Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, Shallu ‘ala Nabi!
Sifat Dai atau Pemimpin
Sudah seyogyanya sebagai umat Nabi, apalag sebagai seorang dai ataupun pemimpin umat meneladani beliau dalam kelembutan ini.
Allah mengingatkan dalam hal ini sebagaimana dalam firmanNya.
فَبِمَا رَحۡمَةٖ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمۡۖ وَلَوۡ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلۡقَلۡبِ لَٱنفَضُّواْ مِنۡ حَوۡلِكَۖ فَٱعۡفُ عَنۡهُمۡ وَٱسۡتَغۡفِرۡ لَهُمۡ وَشَاوِرۡهُمۡ فِي ٱلۡأَمۡرِۖ فَإِذَا عَزَمۡتَ فَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُتَوَكِّلِينَ
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.
Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (Ali Imran 159)
Ayat di atas khitab-nya adalah kepada Rasulullah. Dan hal ini sekaligus mengingatkan kepada umat ini agar dalam berorganisasi atau berkelompok hendaknya mengedepankan kelembutan. Suka memafkan terhadap kesalahan orang lain dan bahkan memohonkan ampun atas kesalahan tersebut.
Ajaklah mereka bermusyawarah atau berdiskusi sehingga tidak perlu ada kalimat yang menyakitkan hati orang lain, sekaligus memegang komitmen bersama. Selebihnya adalah bertawakkal kepada Allah, karena semua yang terjadi adalah iradah dan qudrah Allah Subhanahu wa Taala.
Dalam hadits yang lain Rasulullah menjelaskan bahwa Allah adalah ar-Rafiq
وعن عائشة رضي الله عنها: أَن النبيَّ ﷺ قَالَ: إِنَّ اللَّهَ رَفِيقٌ يُحِبُّ الرِّفقَ، وَيُعْطِي على الرِّفق ما لا يُعطي عَلى العُنفِ، وَما لا يُعْطِي عَلى مَا سِوَاهُ رواه مسلم.
Dari Ibunda Aisyah Radliyallahu anha, bahwa Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah Mahalembut mencintai kelembutan, dan memberikan pada kelembutan yang tidak diberikan kepada sikap kasar, dan memberikan pada kelembutan yang tidak diberikan kepada selainnya. (HR Muslim)
Demikian pula barangsiapa yang terhalang dari sifat ar Rafiqu ia akan terhalang dari kebaikan seluruhnya.
عن جرير بن عبداللَّه قالَ سمعتُ رَسُولَ اللَّه ﷺ يقُولُ: مَنْ يُحْرَمِ الرِّفْقَ يُحْرمِ الخيْرَ كُلَّهُ رواه مسلم.
Dari Jarir bin Abdullah berkata, aku mendengar Rasulullah bersabda: “Barang siapa yang terhalang dari kelembutan akan terhalang dari semua kebaikan.” (HR Muslim)
Baca sambungan di halaman 2: Metode Dakwah Nabi Musa kepada Firaun
Discussion about this post