PWMU.CO – Makna vertikal dan horisontal dalam Isra Mikraj disampaikan Imam Mahfudzi MFil dalam acara peringatan Isra Mikraj SMA Muhammadiyah 1 Taman (Smamita) Sidoarjo, Selasa (1/3/22). Dia memberi tausiah tentang peristiwa Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW dilihat dari perfektif sains.
Dosen Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) ini menyampaikan isra sebagai perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Asqha dan mikraj yang artinya bergerak ke langit ke tujuh (Sidratul muntaha).
“Jika disimplikasi, maka isra adalah perjalanan horizontal dan mikraj adalah perjalanan vertikal dan perjalanan dilakukan bersama Buraq. Maka dapat diasumsikan Rasulullah dalam peristiwa itu bergerak dengan kecepatan tertinggi di dalamnya, yaitu kecepatan cahaya 300.000 km/detik. Maka dalam satu jam Rasulullah bisa menempuh jarak sampai 4.320.000.000 km,” ujarnya di Hall Smamita.
Dalam acara yang diikuti siswa dan guru, dia memaparkan terkait dengan tata surya, ilmuan mengidentifikasi jarak antara matahari dengan bumi adalah 149.600.00 km sehingga waktu yang diperlukan cahaya hanya 8 menit.
“Jika demikian, cahaya yang dirasakan manusia di bumi adalah bukan cahaya yang dipancarkan seketika matahari, melainkan cahaya yang dipancarkan 8 menit sebelumnya,” jelasnya.
Kecepatan Cahaya
Imam Mahfudzi menjelaskan jadi menghitung perjalanan Rasulullah dengan teori relativitas khusus tidak memadahi. Selain itu, jika suatu objek bergerak dengan kecepatan cahaya, maka massanya itu akan meledak. Dengan demikian penjelasan ini tidak memadahi, karena itu harus kita tinggalkan.
“Ini merujuk kepada surat al-Isra ayat 1,” katanya.
Perjalanan itu, lanjutnya, berarti memindah suatu objek dalam hal ini Rasulullah dari satu titik ke titik lain, dari satu dimensi ke dimensi yang lain, ini berarti dimensi ruang. Kemudian peristiwa ini terjadi pada malam hari, ini adalah masalah waktu.
“Ayat tersebut memberi isyarat bahwa inilah kosmologi Islam. Bahwa realitas itu terdiri dari ruang, waktu, materi, dan ruh,” terangnya.
Dalam ceramah ini juga diadakan dialog interaktif dalam bentuk tanya jawab yang dilakukan siswa dan guru pada narasumber. (*)
Penulis Erna Mufidah. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Muhammad Nurfatoni.