Makna Fahsyak, Mungkar, dan Baghy dalam An-Nahl Ayat 90, laporan Kontributor PWMU.CO Gresik Ayu Triria Puspita Devi.
PWMU.CO – Ustadz Drs Musta’in Rozaq MPdI mengungkap perintah dan larangan Allah SWT dalam an-Nahl ayat 90. Perintah Allah yaitu al-‘adlu, al-ihsan dan itaidzil qurba. Selain itu juga ada tiga larangan, yaitu yanha ‘anil fahsya’ wal munkar, dan al-baghy.
Dia menyampaikannya pada Kajian Ahad pagi di Gedung Dakwah Muhammadiyah Gresik, Ahad (6/3/2022). Pengajian tatap muka itu digelar Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Gresik. Perintah pertama (al-adl) telah dibahas di sini.
Ihsan
Adapun tentang ihsan berhubungan dengan konteks ibadah.
أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ
Ustadz Musta’in—panggilan akrabnya—mengingatkan, ketika shalat, yakinlah dan usahakan seakan-akan melihat Allah. Kalau tidak bisa, yakinlah Allah sedang melihat. “Dalam konteks hubungan manusia, muamalah ihsan itu secara lahir bagus dan dlohir lebih bagus,” ujarnya.
Misal seseorang mengatakan hal yang baik: “Ya Allah saya ingin membantu orang”. Jika yang tampak (terucap baik) dan apa yang ada dalam hatinya lebih bagus lagi, itu disebut ihsan. “Sama dengan shalat, dlohirnya bagus atau hatinya khusu’ di hadapan Allah,” ungkap Musta’in.
Silaturahmi
Perintah ketiga, waiitaidzil qurba. Yakni menyambung silaturrahim. Ustadz Musta’in mengajak, “Ayo jaga selalu silaturrahim dan taawun pada keluarga kita. Mari kita sambung silaturahmi ke misanan (sepupu), minduan, dan seterusnya. Kemudian mari membantu sesama, membantu orang miskin dan anak yatim!”
Kemudian, dia mengutip hadits, “Orang bodoh dermawan lebih baik dari pada ahli ibadah yang pelit. Maka kita seharusnya menjadi orang dermawan dan menyambung silaturrahim.”
Kata dia, ini juga sejalan dengan kata Muhammad SAW. “Zakat ke saudara yang kurang mampu bisa dilakukan melalui silaturrahim kepada saudara dibarengi dengan memberi bantuan berupa shadaqoh kepadanya,” terangnya.
“Orang yang senang bersedekah hidupnya dijamin bahagia oleh Allah,” imbuh Musta’in.
Baca sambungan di halaman 2: Larangan Fahsyak, Mungkar, dan Baghy
Larangan Fahsyak, Mungkar, dan Baghy
Ustadz Musta’in menyebutkan, yang dicegah berdasarkan surat an-Nahl ayat 90 yaitu: وَيَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ وَٱلْبَغْىِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
Menurut arti bahasa fahsya ialah perbuatan yang keji seperti membunuh. Dalam Tafsir Ibnu Katsir, sambungnya, fahsya’ berkaitan dengan hubungan kemanusiaan. “Secara lahir bagus tetapi dhahir atau dalam hatinya jelek atau ada niat jahat,” terangnya.
Dalam hubungan muamalah—termasuk fahsya—menurut Tafsir Ibnu Katsir, secara lahir kelihatan baik. Misalnya, cara bicaranya manis tetapi di dalam hati ada niat buruk atau menipu. “Apik, ngomong-nya enak, kayak baik di luar tapi hatinya berniat jahat,” imbuhnya.
Dia mencontohkan, “Di politik dan jabatan, ada seseorang mengaku mau mendukung tapi dalam hatinya ingin menjatuhkan. Ada strategi jahat. Ada negara menolong tapi ada niat jahat.”
Mugnkar
Musta’in menjelaskan, mungkar itu keburukan atau kerusakan yang tampak, kasat mata. “Nyuwun sewu, diskotik menyediakan tempat mabuk-mabukan, sabu-sabu. Di sustu tempat (sambil menyebut kota) bisa jadi teguran karena di wilayah pantai pada Sabtu malam Ahad diadakan pesta narkoba, ganja dan pergaulan bebas. Walaupun dikatakan Serambi Mekkah tapi pusat pantai dijadikan tempat pesta kemungkaran,” paparnya.
Di tempat lain (sambil menyebut kota), sambungnya, sebelum tsunami Sabtu malam Ahad juga diadakan pesta kemungkaran. Oleh sebab itu, kata dia, mungkin Allah sengaja menghabisinya. “Termasuk kesyirikan sebangsa tidak tampak seperti menyembah pohon dan meminta pada selain Allah,” ujarnya.
Menurutnya, kejahatan minuman keras bir juga masih merajalela dan sepatutnya pabrik ditutup tapi karena keuntungan pajaknya pemimpin menjadi kurang tegas.
Al-Baghyu
Terakhir al-baghyu. Yakni orang yang suka membuat permusuhan. Ustadz Musta’in menuturkan, semua orang yang beriman adalah saudara. “Dengan demikian, ciptakan kenyamanan dan kedamaian. Kita hendaknya menjauhi permusuhan, khususnya bagi public figure atau pejabat yang menjadi teladan masyarakat!” tuturnya.
Dia berharap, mudah-mudahan para pemimpin tegas dalam mencegah kemungkaran dan permusuhan. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni