Ketika Allah Dicemooh dan Didustakan oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid al-Huda Berbek, Waru, Sidoarjo.
PWMU.CO – Kajian ini berangkat dari hadits riwayat Bukhari:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ قالَ اللَّهُ تبارَك وتعالى كذَّبني ابنُ آدمَ ولم يَكن ينبغي لهُ أن يُكذِّبني وشتَمني ابنُ آدمَ ولم يَكن ينبغي لهُ أن يشتُمَني أمَّا تَكذيبُه إيَّايَ فقولُه إنِّي لا أعيدُه كما بدأتُه وليسَ آخِرُ الخلقِ بأعزَّ عليَّ من أوَّلِه وأمَّا شتمُه إيَّايَ فقولُه {اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا} وأنا اللَّهُ [الأحدُ] الصَّمدُ لم ألِد ولم أولَد ولم يَكن لي كفُوًا أحدٌ”. رواه البخارى
Dari Abi Hurairah RA, bahwasanya Nabi ﷺ bersabda, telah berfirman Allah Ta’ala: Ibnu Adam telah mendustakanku, dan mereka tidak berhak untuk itu, dan mereka mencelaku padahal mereka tidak berhak untuk itu, adapun kedustaannya padaku adalah perkataanya: ‘Dia tidak akan menciptakankan aku kembali sebagaimana Dia pertama kali menciptakanku (tidak dibangkitkan setelah mati)’.
Adapun celaan mereka kepadaku adalah ucapannya, ‘Allah telah mengambil seorang anak, (padahal) Aku adalah Ahad (Maha Esa) dan tempat memohon segala sesuatu (al-Shamad)/ Aku tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada bagiku satu pun yang menyerupai.” (HR Bukhari)
Allah Didustakan
Allah didustakan dan dicemooh, sungguh suatu tindakan yang sangat tidak pantas dan tidak layak bagi seorang manusia. Hal itu merupakan bentuk kesombongan yang luar biasa.
Adapun kedustaan mereka adalah mengatakan bahwa Allah tidak akan membangkitkan mereka setelah mereka mati. Mereka meyakini dengan keyakinan yang dipaksakan bahwa mereka setelah mati tidak akan dihidupkan lagi, yakni selesailah perjalanan hidup mereka.
وَقَالُواْ مَا هِيَ إِلَّا حَيَاتُنَا ٱلدُّنۡيَا نَمُوتُ وَنَحۡيَا وَمَا يُهۡلِكُنَآ إِلَّا ٱلدَّهۡرُۚ وَمَا لَهُم بِذَٰلِكَ مِنۡ عِلۡمٍۖ إِنۡ هُمۡ إِلَّا يَظُنُّونَ .
Dan mereka berkata: ‘Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa’, dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja. (al-Jatsiyah: 24)
Bagaimana mungkin mereka memiliki pandangan yang demiki. Pastinya hal itu hanya karena keingkarannya kepada hari kebangkitan. Karena persoalan demikian tentu sangat mudah bagi Allah untuk membangkitkan mereka kembali setelah mereka dimatikan-Nya. Padahal di sisi lain mereka meyakini bahwa Allah sebagai pencipta dirinya dan semua yang ada di dunia ini.
يَوۡمَ نَطۡوِي ٱلسَّمَآءَ كَطَيِّ ٱلسِّجِلِّ لِلۡكُتُبِۚ كَمَا بَدَأۡنَآ أَوَّلَ خَلۡقٖ نُّعِيدُهُۥۚ وَعۡدًا عَلَيۡنَآۚ إِنَّا كُنَّا فَٰعِلِينَ
(Yaitu) pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung lembaran-lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai panciptaan pertama begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya. (al-Anbiya’: 104)
وَيَقُولُ ٱلۡإِنسَٰنُ أَءِذَا مَا مِتُّ لَسَوۡفَ أُخۡرَجُ حَيًّا . أَوَ لَا يَذۡكُرُ ٱلۡإِنسَٰنُ أَنَّا خَلَقۡنَٰهُ مِن قَبۡلُ وَلَمۡ وَلَمۡ يَكُ شَيۡئا . فَوَرَبِّكَ لَنَحۡشُرَنَّهُمۡ وَٱلشَّيَٰطِينَ ثُمَّ لَنُحۡضِرَنَّهُمۡ حَوۡلَ جَهَنَّمَ جِثِيّٗا .
Dan berkata manusia: ’Betulkah apabila aku telah mati, bahwa aku sungguh-sungguh akan dibangkitkan menjadi hidup kembali?’ Dan tidakkah manusia itu memikirkan bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakannya dahulu, sedang ia tidak ada sama sekali? Demi Tuhanmu, sesungguhnya akan Kami bangkitkan mereka bersama syaitan, kemudian akan Kami datangkan mereka ke sekeliling Jahannam dengan berlutut. (Maryam: 66-68)
Baca sambungan di halaman 2: Allah Dicemooh
Discussion about this post