Mengharukan saat Penulis 99 Mutiara Hati Ungkap Peran Almarhumah Istrinya, laporan Mohamad Su’ud, kontributor PWMU.CO Lamongan.
PWMU.CO – Ada Kisah syahdu di balik terbitnya buku 99 Mutiara Hati yang disingkat 99 MH. Kisah tersebut diungkapkan oleh sang penulis; karya Masroin Assafani MA.
Yakni dalam acara Bedah Buku dan Pembekalan Ramadhan 1443 H, yang digelar oleh Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan, yang di Aula KH Abdurrahman Syamsuri, Ponpes Karangasem Muhammadiyah, Paciran, Lamongan, Sabtu (12/3/2022).
Bagi Masroin, walaupun istrinya, Lilik Rosyidah, telah meninggal delapan bulan yang lalu, namun dia masih tetap mengingat jasa besar istrinya, khususnya perannya dalam penulisan karya 99 MH yang sudah cetak dua kali ini.
“Ya di saat menulis kadang-kadang didampingi istri dan kemudian istri sambil berkata menyaranakan saya untuk istirahat. Sering kali saya minta dia untuk mengambilkan buku-buku yang saya butuhkan sebagai referensi menulis,” kenang Ketua Majelis Tabligh PDM Lamongan, ini.
Bukti bahwa Masro’in masih terkenang istri, dalam slide yang dibawakan saat bedah buku 99 MH itu, dia masih menyertakan foto berdua dengan almarhumah.
Kepada PWMU.CO Senin (14/3/2022), melalui voice chat, Masroin mengungkapkan rasa kagumnya kepada istrinya yang mengerti apa yang menjadi kebutuhan sang suami. Dia juga bisa memahami peran sebagai istri.
“Tidak jarang istri turut mendampingi saya menulis sampai larut malam, sambil menyuguhkan minuman kopi dan jajan ringan,” kata pria yang juga menjadi Wakil Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Laren ini.
Tampak suara Masroin tersendat dan terbata-bata. Masro’in juga menceritakan terhadap kebaikan istri yang menyambut tamu yang datang dengan senang dan gembira, tanpa diminta. “Istri sangat cekatan kalau ada tamu,” kenang Masroin singkat.
Ketika buku 99 MH terbit cetakan pertama April 2021, Masroin menunjukkan buku tersebut di hadapan istrinya, sambil berkata, “Ini Dik buku hasil dari pendampingan Sampean setiap malam. Semoga menjadi amal kebaikan bagi Sampean,” kenang guru sejak tahun 1987, ini. Istrinya saat itu hanya menjawab dengan senyum manis.
Baca sambungan di halaman 2: Untuk Referensi Ceramah