Siswa Matsmunam Ikuti Program Karantina, liputan Nisaatul Wahidah kontributor PWMU.CO Gresik
PWMU.CO – Sejak Jumat (11/3/22) hingga satu bulan ke depan seluruh siswa kelas IX MTs Muhammadiyah 6 (Matsmunam) Banyutengah Panceng Gresik dikarantina. Pengarantinaan ini bukan karena terinfeksi Covid-19, namun, bagian dari program madrasah.
Tahun ajaran 2021/2022, Matsmunam memprogramkan karantina (pengasramaan) bagi siswa kelas akhir. Kepala madrasah Anshori SThI mengatakan program pengasramaan ini, madrasah bekerjasama dengan Pondok Pesantren (Ponpes) al-Azhar Banyutengah.
“Disamping bagian AUM Perguruan Muhammadiyah Banyutengah, harapannya siswa dapat memanfaatkan kolaborasi antar-AUM ini. Ponpes ini juga menyiapkan potensi tahfidznya guna memenuhi target madrasah,” ujarnya.
Dia memaparkan semua siswa kelas akhir ditempatkan di lokal Asrama Ponpes al-Azhar.
Kualitas Waktu
Anshori menjelaskan rogram ini dimaksudkan agar siswa lebih mempunyai kualitas waktu. Program ini tentu untuk menyiapkan diri menghadapi serangkaian ujian akhir madrasah.
“Untuk agenda Matsmunam, selama sepekan ke depan, mulai Senin (14/3/22), seluruh siswa termasuk kelas IX menjalankan Penilaian Tengah Semester (PTS). Disusul kemudian (24-30/3/22), khusus siswa kelas IX menjalani ujian praktik. Disambung Kamis (31/3/22) pelaksanaan ujian tahfidz,” tuturnya.
Hingga pada puncaknya selama delapan hari, mulai Senin (11/4/22), mereka harus menjalani ujian madrasah (UM).
Program Pengasramaan
Anshori mengatakan serangkaian ujian ini tentu bukan urusan mudah, akan tetapi tanggung jawab berat yang harus dilalui bagi siswa kelas akhir. Mengingat berat serta pentingnya tangung jawab itu, madrasah menfasilitasi dengan mengadakan program pengasramaan bagi siswa kelas akhir.
“Harapannya untuk meningkatkan nilai hasil ujian siswa kelas akhir sehingga perlu mengasramakan siswa agar bisa belajar dengan maksimal.”
Selain itu, sambungnya, karena ada target kemampuan tahfidz lulusan Matsmunam minimal empat juz, maka dengan program ini diharapkan target madrasah terpenuhi. Di sisi lain, paling penting madrasah ingin memberikan bekal (ole-ole) pada lulusannya. “Sebelum mereka meninggalkan almamater,” paparnya.
Dia mengungkapkan bekal pembiasaan serta adab-perilaku yang baik meskipun dalam waktu yang relatif singkat. Dari pada tidak sama sekali, lebih baik dicoba dan dijalankan. “Semoga dengan waktu yang singkat itu berbekas dan memiliki kesan mendalam serta tak terlupakan bagi siswa,” tandasnya. (*)
Editor Ichwan Arif Editor Muhammad Nurfatoni.