PWMU.CO– Ahsanudin (54), Ketua Majelis Pendidikan Kader (MPK) PCM Laren Lamongan wafat, Sabtu (12/3/2022) pukul 23.00.
Rumah duka di RT 01 RW 04 Desa Godog Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan. Dimakamkan di pemakaman desa setempat, Ahad (13/3/2022).
Drs Ahsanudin MM lahir di Lamongan pada 7 September 1967 meninggalkan istri, Marshushatul Hasanah, guru TK ABA Godog Laren, yang sama-sama aktivis IPM era 90-an dan tiga anak.
”Dia pejuang aktivis persyarikatan sejak muda. Dia juga punya pikiran maju,” tutur Drs Luthfi MPd, anggota Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PDM Lamongan.
Lutfhi menceritakan, almarhum sejak muda sudah mengajar di Madrasah Aliyah Muhammadiyah (MAM) 3 Godog.
Ketua Majelis Pendidikan Kader Fathurrahim Syuhadi juga punya kenangan serupa. ”Saya mengenal Pak Ahsanudin sejak sama-sama aktivis IPM. Dari IPM kemudian sama-sama aktif Pemuda Muhammadiyah,” cerita Fathurrahim.
Selanjutnya sama beraktivitas di Majelis Pendidikan Kader (MPK). ”Saya di MPK PDM Lamongan, sedangkan dia di MPK PCM Laren,” kenangnya. Bahkan, lanjut Rahim, almarhum termasuk tipe aktivis yang ulet.
Rahim juga menceritakan perjalananan hidup Pak Ahsan selepas lulus dari MAM 3 Godog, melanjutkan kuliah di STIT Muhammadiyah Paciran. ”Jarak dari rumah ke kampus 12 km. Dari rumah naik sepeda ontel sejauh 5 km. Sepeda dititipkan lalu naik angkutan sampai kampus sejauh 7 km,” tambah Rahim.
Dia kenal sosok Pak Ahsan itu tegas dan teguh memegang prinsip dan sangat perhatian dengan sesama aktivis yang mengalami kesulitan.
Kata Rahim, saat memimpin MPK bersama Ketua PCM Laren Kiai As’ad AB menggaungkan perkaderan melalui Baitul Arqam bagi anggota PCM, PRM, dan guru Muhammadiyah di bulan Ramadhan sebelum wabah Covid-19 datang.
”Ramadhan tahun ini, almarhum merencanakan mengadakan Baitul Arqom yang ditempatkan di Ranting,” kata Rahim.
Tak Mau Menyusahkan Orang
Putera sulung almarhum, Irham Ahsanul Ridlo, menuturkan pribadi ayahnya. ”Ayah sosok yang sabar, senang bergaul dengan semua orang. Di rumah tidak pernah membentak kepada ibu dan anak-anaknya,” kata Iing, panggilannya.
Dia menceritakan, meskipun kondisi kurang enak badan menyempatkan mengajar, membuat soal ujian, membuat laporan ke pengawas sebagai guru di SMPN 1 Sekaran.
”Prinsip hidupnya tidak mau menyusahkan orang selagi saya masih mampu,” ujar Iing yang tinggal di Malang dan menunggui ayahnya sejak Kamis.
Dia merekam pesan terakhir ayahnya. ”Wis aku wae sing ngrasakno lara ngene iki. Ibu, Javier, Iing, Niki dijaga kesehatane, ya Nak.” Artinya, sudah, saya saja yang merasakan sakit seperti ini. Ibu, Javier, Iing, Niki, jaga kesehatannya ya.
Almarhum Ahsanudin mengajar di MAM 3, SMPM 8 yang keduanya berada di Desa Godog Kecamatan Laren dan SMPN 1 Sekaran. Di Persyarikatan Muhammadiyah di samping menjabat Ketua MPK PCM Laren juga sebagai Wakil Ketua PRM Godog. (*)
Penulis Maslahul Falah Editor Sugeng Purwanto