RSMG Terjunkan Dokter di Pelatihan Kader TB, laporan Ria Tri Wulandari, kontributor PWMU.CO Gresik.
PWMU.CO – Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik (RSMG) menugaskan beberapa tenaga medisnya untuk turut mensukseskan acara Pelatihan Kader TB bagi Guru TK Aisyiyah atau Aisyiyah Bustanul Athfal (AB) se-Kabupaten Gresik, di Cordoba Convention Hall SMA Muhammadiyah 10 GKB, Gresik, Ahad (20/3/2022).
Pelatihan ini diselenggrakan oleh Majelis Kesehatan Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kabupaten Gresik. Wakil Direktur RSMG Dokter Farida Nur Aini Sp PK menjelaskan pengetahuan dasar tentang tuberculosis.
Dokter penanggung jawab laboratorium ini menjelaskan materi dengan bahasa yang mudah dipahami. Ia menjelaskan, “Tuberkulosis atau TBC adalah penyakit menular yang ditularkan dari orang ke orang melalui tetesan udara pernapasan (airborne droplet) yang mengandung bakteri Mycobacterium tuberculosis complex. Penularan ini terjadi saat penderita TB batuk, bersin ataupun meludah”.
Tak hanya dr Farida, Kepala Bagian Pelayanan Medis (Yanmed) dr Desi Yudha Riantama pun turut menjadi pembicara dalam pelatihan ini. Manager Pelayanan TB RSMG itu menjelaskan tentang peran kader TB dalam meningkatkan temuan kasus TB.
“Kasus TB di Indonesia merupakan kasus terbesar kedua setelah India, dengan cakupan pengobatan hanya sebesar 67 persen. Mereka yang belum ditemukan menjadi sumber penularan TBC di masyarakat. Keadaan ini merupakan tantangan besar bagi program penanggulangan TBC di Indonesia,” ujarnya.
Dokter Yudha, begitu dia akrab disapa, menjelaskan peran kader secara umum adalah bermitra untuk mendukung petugas kesehatan dalam mengubah perilaku masyarakat. Tujuannya mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam upaya penanggulangan TBC. Yakni melalui pemberian edukasi, penemuan kasus di masyarakat umum, melakukan investigasi kontak, dan melakukan pendampingan”.
Dalam pelatihan kali ini, tim medis RSMG tak hanya memberikan pengetahuan tentang penyakit TB, namun juga memberikan pengetahuan tentang komunikasi efektif. Seperti yang disampaikan drg Aida Nur Farikhah, Ketua Tim Kelompok Kerja (Pokja) Keselamatan Pasien, Akreditasi RSMG.
“Komunikasi adalah peristiwa sosial, peristiwa yang terjadi ketika manusia berinteraksi dengan manusia lainnya. Komunikasi dikatakan efektif apabila orang berhasil menyampaikan apa yang dimaksudkannya atau komunikasi dinilai efektif apabilarangsangan yang disampaikan dan dimaksudkan oleh pengirim atau sumber, berkaitan erat dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima,” terangnya.
Pada pemaparan materinya, drg Aida mengutip sebuah kalimat dari Oh Su Hyang dalam bukunya yang berjudul Bicara itu Ada Seninya. “Kemampuan berbicara bukan bawaan lahir, siapapun bisa meningkatkan kemampuannya asalkan mau berusaha,” katanya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni