PWMU.CO– Tujuh kiat PPDB abnormal dikupas tuntas Ketua Forum Guru Muhammadiyah (FGM) Pimpinan Pusat Pahri SAg MM di Kota Pasuruan, Rabu (16/3/2022).
Acara pembinaan guru dan motivasi pendidikan itu diadakan oleh Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PDM Kota Pasuruan berlangsung di Aula Khadijah SD Al-Kautsar.
Hadir dalam acara itu kepala sekolah dan guru sekolah dan pesantren Muhammadiyah se Kota Pasuruan.
Pahri berbagi tujuh kiat PPDB abnormal selama masa pandemi Covid-19. Dia menguraikan kiat meningkatkan jumlah calon siswa sampai 200 persen dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
Pertama, Pendaftaran Sepanjang Tahun
Disingkat PST. Mantan Kepala SMK Mutu Gondanglegi Malang ini berharap pendaftaran di sekolah-sekolah Muhammadiyah dibuka sepanjang tahun.
”Sekolah Muhammadiyah kalau membuka pendaftaran jangan di bulan Mei. PPDB diadakan sepanjang tahun, sehingga harus ada tim yang khusus menangani PPDB,” katanya.
Dia mencontohkan di SMK Mutu Gondanglegi ada Direktur PPDB. Satu orang direktur didampingi seorang sekretaris. Kerjanya dua belas bulan. Bukan hanya bulan Mei dan Juni, tapi panitia PPDB kerjanya dari bulan Juni 2021 sampai dengan bulan Juni 2022.
Semua unsur sekolah seperti guru dan karyawan harus terlibat dalam kepanitiaan tersebut. Bukan hanya panitia yang tahu tentang PPDB tapi seluruh guru dan karyawan harus terlibat.
Kedua, Gerakan Silaturahim Berjamaah
Disingkat GSB. Silaturahim ini dilakukan oleh guru dan karyawan ke rumah calon siswa. Durasi waktu yang dibutuhkan untuk silaturahim adalah delapan bulan. Dimulai dari Oktober dan berakhir di bulan Mei.
Dengan begitu, lanjut Pahri mencontohkan lagi, pendaftar baru di SMK Mutu sampai saat ini berjumlah seribu.
Ketiga, Membentuk Duta Sekolah
Menurut Pahri, sekolah Muhammadiyah perlu membentuk duta-duta sekolah yang ada di jenjang bawahnya.
Untuk SMK dan SMA membentuk duta di SMP, yang SMP bentuk duta di SD, yang SD membentuk duta di TK, yang TK membentuk duta di PAUD. PAUD membentuk duta di Posyandu. Posyandu membentuk duta di KUA. Bahkan yang belum nikah pun sudah didata oleh KUA.
”Di SMK Mutu Gondanglegi, anak-anak yang pacaran, belum menikah, sudah mempunyai rencana kalau menikah dan punya anak, nanti anaknya disekolahkan di SMK Mutu Gondanglegi,” selorohnya.
Duta ini, kata dia, bertugas mengatur presentasi, memberikan daftar nama, alamat dan telepon calon siswa di sekolahnya. Data tersebut digunakan untuk silaturahim ke rumah calon-calon siswa.
Keempat, Menjemput Calon Siswa
Menurut Pahri, pola PPDB saat ini bukan menyambut, tapi menjemput. ”Kalau hanya pasang papan nama bertuliskan: menerima pendaftaran siswa baru, apakah akan datang siswa baru? Tidak akan,” jelasnya.
Dia melanjutkan, di SMK Mutu Gondanglegi, setiap hari ada tiga mobil yang dioperasikan untuk menjemput anak-anak SMP ke Gondanglegi.
Sesampainya di sekolah, lanjut Pahri, mereka diberi makan dan kegiatan lain. Memberi kesan pada anak-anak: Enak yo sekolah nek SMK Mutu Gondanglegi.
Kelima, Bersolek
Sekolah-sekolah Muhammadiyah kalau sudah waktunya PPDB, sebaiknya bersolek. Pintu gerbangnya yang bagus, dan jelas.
Dia menambahkan ada sekolah yang pintu gerbangnya tidak jelas. Bisa masuk dari arah mana pun, sehingga tidak jelas. Orang pun bertanya: Di mana pintu gerbangnya?
”Pintu gerbang adalah efek hello. Kalau pintu gerbang sekolah sudah membuat orang yang masuk terpesona, maka akan tertarik untuk mendaftar,” ungkapnya.
Sebaliknya, menurut Pahri, kalau pintu gerbang dan lingkungannya tidak jelas, ya wajar saja kalau kemudian berbelok untuk menyekolahkan ke sekolah lain.
Dia menuturkan banyak orangtua yang tidak jadi mendaftarkan anaknya di sekolah, gara-gara melihat kamar kecilnya yang kotor.
”Kamar kecil yang kotor menimbulkan kesan bagi orang tua: Ini ngurus kamar kecil saja tidak beres, apalagi ngurus anak saya,” terusnya. Akhirnya tidak jadi daftar ulang.
Pahri mengungkapkan di SMK Mutu setiap ruang ada yang bertanggung jawab. Kebersihan ruang guru yang bertanggungjawab adalah guru. Ruang kepala sekolah yang bertanggungjawab adalah kepala sekolah. Petugas kebersihan cukup satu orang.
“Hal itu seperti yang saya lihat dan pelajari di sekolah Jepang,” tuturnya.
Kalau sekolah ingin bersih, maka harus sering ada tamu. Sekolah kalau tidak ada tamu, rata-rata kotor dan tidak pernah bersih.
Keenam, Presentasi Langsung Daftar
Disingkat Persada. Presentasi bisa di sekolah dan luar sekolah. Mengundang calon siswa dan walinya ke sekolah kita lalu presentasi keunggulan.
Presentasi di sekolah dengan melibatkan orang tua itu hal yang mudah. Kalau ada keluhan ekonomi, misalnya, bisa dibantu. ”Intinya: mudahkan jangan dipersulit, bahagiakan jangan dipersusah,” sambungnya.
Dia memberi contoh ojek konvensional yang saat ini mulai ditinggalkan karena orang beralih ke aplikasi ojek online yang mudah dan layanan bagus.
”Kenapa?” tanyanya. ”Karena ojek online menjemput pelanggan, sedangkan ojek konvensional hanya menunggu penumpang,” jawabnya.
Sekolah pun, menurutnya juga demikian: harus datang dan datang ke tempat calon-calon siswa.
Ketujuh, Gerakan Media Sosial
Disingkat Gemas. Dicontohkan ada grup khusus di SMK Mutu untuk para ahli IT.
”Saya minta kepada guru dan karyawan yang ahli IT untuk memanfaatkan media sosial sebagai media promosi sekolah,” tandasnya sembari menunjukkan tim PPDB SMK Mutu memberi laporan kepadanya di grup WA juga dengan tujuh kiat PPDB abnormal. (*)
Penulis Dadang Prabowo Editor Sugeng Purwanto