Siswa Smamsatu Juara Menulis Cerpen, liputan Yulia Dwi Putri Rahayu kontributor PWMU.CO
PWMU.CO – SMA Muhammadiyah 1 Gresik (Smamsatu) kembali menorehkan prestasi di bidang menulis. Siswa kelas XI MIPA 2 Fadila Tamara Kharomain berhasil menyabet juara I dengan predikat penulis terbaik tingkat nasional.
Lomba menulis cerpen ini diselenggarakan Yayasan Tasik Zona Barokah 2021 secara online pada tanggal 22 Oktober 2021. Informasi lomba kepenulisan ini sering didapatkan melalui sosial media seperti Instagram, Twitter, ataupun Facebook.
Dalam lomba ini, cerpen Fadila yang berjudul Perisai Zamrud Khatulistiwa berhasil memperoleh prestasi yang membanggakan. Lomba ini menyatukan karya beberapa penulis yang dinobatkan menjadi juara menjadi sebuah antalogi cerpen yang berjudul Lembayung dan Sebuah Cerita tentang Kepergian.
Miliki Hobi Menulis
Fadila, sapaan akrabnya, sudah memiliki hobi menulis sejak berada di bangku sekolah dasar. Dia mengasah kemampuan dengan cara membaca jurnal literasi, bedah buku kosa kata kiasan, serta melihat website tentang literasi.
“Saya selalu berusaha untuk menulis di dalam setipa kesempatan. Selain itu, juga sering mengumpulkan karya dalam sebuah kumpulan cerpen dan puisi miliki pribadi,” ungkapnya, Rabu (23/3/22).
Dia memaparkan orangtua menjadi pemegang peranan penting dalam perjalanan karirnya sebagai seorang penulis. Mereka, lanjutnya, selalu memberikan semangat dan apresiasi terhadap karya yang ditulisnya.
Curahkan Isi Hati
Fadila mengaku tipe pemalu. Tipe ini tidak menjadi halangan untuk berkarya. Dia sering mencurahkan isi hati melalui tulisan. Selain orangtua, guru di Smamsatu juga memberikan peran penting dalam prestasi yang diraih.
“Guru-guru di Smamsatu sangat ramah dan selalu memberikan fasilitas yang memadai. Selain itu, mereka juga selalu mengarahkan sesuai dengan bakat minat, talenta yang saya miliki,” tegasnya
Fadilah berharap dengan prestasi yang diraih bisa memotivasi teman-teman bahwa menulis adalah objek yang comfortable dalam mencurahkan pikiran, perasaan dan naluri dalam segala hal.
“Kita harus bisa meyakini kalau menulis itu asyik,” pungkasnya. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Muhammad Nurfatoni.