Sekolah Muhammadiyah Tidak Ada yang Tutup, Liputan Kontributor Mahyuddi Syaifulloh.
PWMU.CO – Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur menggelar The Summit Meeting of Muhammadiyah Future School (MFS) di Aula Mas Mansur Kantor PWM Jatim, Kamis (24/3/22).
Ketua Majelis Dikdasmen PWM Jawa Timur Dr Arbaiyah Yusuf MA menyatakan, itulah puncak serangkaian acara Muhammadiyah Education (ME) Award yang telah berlangsung (11-25/12/21). Tujuannya, memberi penghargaan pada sekolah-sekolah unggul Muhammadiyah di Jawa Timur.
Wanita asal Ponorogo itu mengungkapksn, sebanyak 160 kepala sekolah, terpilih dari peserta MFS yang hadir siang itu. Tak ketinggalan, hadir pula tamu undangan dari Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Se-Jatim.
Baru digelar tahun ini, Arbaiyah—panggilan akrabnya—menilai The Summit Meeting of MFS akan menjadi catatan sejarah baru. “Acara ini akan menjadi catatan sejarah bagi Pendidikan Muhammadiyah Jawa Timur,” ucapnya.
Sejarah Kelahiran MFS
Kemudian, Dosen Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Ampel Surabaya itu mengisahkan sejarah lahirnya MFS. Ini berawal pada tahun 2011 saat Ketua PWM Jawa Timur Prof Dr Thohir Luth MA menginstruksikan setiap kabupaten/kota punya minimal satu sekolah unggul.
Maka, berlangsunglah kompetisi yang diikuti 30 sekolah. “Sekolah unggul yang terpilih itu disebut excellent school,” terangnya.
Pada tahun 2012, lanjut Arbaiyah, ada pengembangan instrumen Muhammadiyah Branded School. “Penilaian ini berdasarkan pemetaan sekolah dalam tiga kategori. Yaitu outstanding, excellent, dan inspiring school,” tambahnya.
Berikutnya, sejak tahun 2018, nama resminya berubah menjadi Muhammadiyah Future School (MFS). Harapannya, Muhammadiyah mampu memproduksi sekolah unggul sebanyak-banyaknya.
Arbaiyah menegaskan, “Muhammadiyah Future School ini mempunyai makna sekolah Muhammadiyah tidak ada yang tutup! Sekolah muhammadiyah akan terus berkembang dan maju seiring dengan perubahan zaman.”
Persebaran MFS
Selanjutnya, dia memaparkan statistik jumlah sekolah unggul di masing-masing kabupaten/kota pada tahun 2022. “Terdapat 130 sekolah unggul dengan sebutan Muhammadiyah Future School yang tersebar di seluruh Jawa Timur,” ungkapnya diikuti riuh tepuk tangan para peserta yang hadir.
Arbaiyah lantas menguraikan persebaran MFS di setiap kapubaten/kota, baik jenjang SD/MI, SMP/MTS dan SMA/MA dan SMK. Sekolah unggul Muhammadiyah terbanyak yaitu Sidoarjo dengan 22 sekolah, Gresik dan Surabaya masing-masing dengan 19 sekolah, serta Lamongan dengan 17 sekolah.
The Summit Meeting of MFS 2022 itu juga menghadirkan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Abdul Mu’ti ME. Dia membahas ‘Building Brand of Muhammadiyah Future School’ (membangun citra diri Muhammadiyah Future School).
Selain itu, hadir pula Direktur Ashoka Asia Tenggara Nani Zulminari yang membahas ‘Builds and Cultivates a Community of Change Leaders Transforming Institutions and Cultures Support Change Making for Good Society’.
Yaitu bagaimana membangun dan memperkuat komunitas pemimpin perubahan yang mentransformasi lembaga dan budaya yang mendukung perubahan untuk masyarakat yang baik. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni