Pesan Haru dan Harapan Baru di Pelantikan PD IPM Lamongan, liputan Alfain Jalaluddin Ramadlan, kontributor PWMU.CO Lamongan.
PWMU.CO – Saya ucapkan terima kasih kepada Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Saya yang dulu hanya seorang anak guru TPA (taman pendidikan al-Quran), kemudian belajar banyak hal dari Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM).
Ungkapan mengharukan ini disampaikan Abdul Kholis Fadhli, saat memberikan sambutan acara Pelantikan dan Rakerda Pimpinan Daerah IPM periode 2021-2023 di Aula PDM Lamongan, Ahad (27/3/2022).
“Ada dua hal yang ingin saya sampaikan dalam pelantikan ini, sebagai sambutan terahir saya menjadi Ketua Umum PD IPM Lamongan,” lanjut Kholis.
Pesan Mengharukan Abdul Kholis Fadhli
Pertama, Kholis menyampaikan, 13 tahun, sejak 2009 hingga 2021, banyak hal yang dia rasakan. “Dari IPM kami bisa belajar banyak hal, bersama dengan teman teman-teman seperjuangan,” tutur pria asal Banyuwangi itu.
Kedua, Kholis mengibaratkan pelajar itu harus seperti sebuah lidi. “Kenapa kok diibaratkan dengan lidi?” tanya Kholis.
Menurut dia, kalau lidi hanya satu sendiri, dia muda patah. Tapi kalau sebuah lidi itu bersama sama, maka akan bisa membuang sampah dan juga tidak muda patah.
“Tapi kalau lidi yang banyak ini bercerai berai, maka itulah sampah. Maka pelajar Muhammadiyah ke depan jangan menjadi lidi yang sendiri, jadilah lidi yang berjamaah yang bisa buang buang sampah kebodohan, keegoisan, dan kemalasan,” tegas pengajar di SD Muhammadiyah Lamongan kota, ini.
Kholis berharap, agar kalau sudah berjamaah, jangan bercerai berari. Karena dalam sebuah ikatan h bercerai berai, maka boleh jadi itulah sampah.
Suasana hening. Ratusan pelajar Muhammadiyah menyimak sambutan Ketua PD IPM yang juga pengasuh Ponpes al-Mizan Muhammadiyah Lamongan.
“Maka mewakili Pimpinan Daerah IPM Periode 2018-2020 mohon maaf yang sebesar-besarnya,” tutur Kholis mengakhiri sambutannya.
Harapan sang Ketua Baru
Di tempat yang sama, Abdullah Tsani Muttaqin, Ketua Umum PD IPM periode 2021-2023 mengatakan, “IPM di Lamongan terkenal akan kuantitasnya, terbanyak se-Jawa Timur.”
“Pada tahun 2014, IPM Lamongan tidak hanya terbesar di Jawa Timur, tapi terbesar se-Indonesia. Itu adalah suatu kelebihan, tapi juga kekurangan bagi kita semua,” tandas Tsani.
Maka, lanjut Tsani, dengan kuantitas yang sangat banyak, tapi pengoptimalan potensi yang ada di IPM pasti terbilang kurang, apalagi kemarin pada dua tahun yang lalu kita berada di masa pandemi Covid-19.
“Tetapi kita ke depan akan melakukan pengembangan-pengembangan, memperluas sebuah keilmuan, dan semoga nantinya bisa kolaborasi tidak hanya kepada ortom Muhammadiyah saja tingkat daerah, namun kita juga akan berkolaborasi tingkat wilayah,” jelas pria yang akrab dipanggil Abim ini.
Abim juga merencanakan untuk mengembangkan potensi-potensi IPM, dan juga akan berkolaborasi kepada teman-teman IPNU (Katan pelajar Nahdlatul Ulama) untuk meningkatkan, bukan sekadar pelajar Muhammadiyah, namun kita nantinya kita berharap bisa mencakup pelajar-pelajar yang ada di Lamongan.
“Karena di zaman sekarang dengan berkolaborasi innsyallah bisa bersama-sama mengembangkan kuantitas dan potensi pelajar Muhammadiyah dan pelajar lainya,” tanda Abim penuh harap.
Di bagian akhir, Abim dengan tegas memohon support, arahan, dan bimbinga dari para alumni IPM yang hadir menyaksikan pelantikan. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni