Jelajah alat optik di Eco Green Park, siswa SMP Musasi temukan ini. Liputan Farah Az Zahra Asmara, kontributor PWMU.CO Sidoarjo.
PWMU.CO – SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo (Musasi) menggelar field trip untuk siswa kelas VIII ke Eco Green Park, Malang, Selasa (29/3/22).
Windu Widagdo SPd Gr MPd menyebutkan, field trip merupakan salah satu kegiatan dari program unggulan SMP Musasi yakni Outdoor Learning Activity (OLA). Berpusat pada siswa, program ini membuat para siswa mengalami secara langsung apa yang sudah dipelajari.
“Memberikan makna kepada para siswa, karena tidak sekedar materi namun juga mengalami dan menciptakan produk dari materi tersebut. Selain itu, program OLA ini juga mendorong para guru agar lebih kreatif dan inovatif dalam mentransfer ilmu,” ujarnya.
Sekolah Merdeka
Kegiatan ini, lanjutnya, bertujuan untuk mengerjakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Indie dan Sains Projek. Untuk LKPD Indie, siswa menganalisis dan mengevaluasi informasi berita dalam bentuk presentasi melalui liputan berita.
“Siswa juga membuat produk dalam bentuk LKPD penyusunan teks wawancara. Sedangkan pada muatan sains projek, siswa mengelaborasi konsep optik sederhana yang sering dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Siswa juga melakukan pengolahan daur ulang limbah sebagai energi alternatif,” tambahnya.
Windu mengatakan, setelah dirapatkan oleh panitia dan guru pendamping, SMP Musasi melakukan field trip di Eco Green Park ini, karena dianggap memiliki wahana serta fasilitas yang sangat mendukung LKPD yang telah disusun.
Dia lalu melanjutkan, dalam kegiatan yang menggunakan sistem kelompok ahli kooperatif jigsaw, itu bertujuan untuk membuat semua siswa ikut bekerja dalam menyusun LKPD kelompoknya.
Masing-masing kelompok akan membagi anggotanya untuk pergi ke 5 pos yang berbeda. Pos biogas, bercocok tanam, kompos, daur ulang dan farmland (satwa). Mereka akan menggali informasi sebanyak mungkin hingga pada akhirnya digabungkan menjadi satu.
“Insyaallah tahun depan akan ada field trip lagi. Karena SMP Musasi telah terpilih menjadi sekolah merdeka, di dalamnya terdapat kurikulum merdeka belajar. Selain berpusat pada siswa dan menyesuaikan dengan gaya belajar masing-masing, terdapat asesmen formatif dan sumatif. Penilaiannya tidak dilaksanakan secara tertulis. Namun dihimbau untuk praktik secara langsung. Itu kenapa akan diadakan field trip lagi,” kata dia.
Jelajah Alat Optik
Sementara Ratna Puspitasari SPd MPFis, guru IPA SMP Musasi menyampaikan, selama kegiatan siswa kooperatif dan bisa diajak bekerja sama. Menurutnya, dalam muatan ini, khususnya sains projek dipilih setelah melihat capaian pembelajaran yang terkait dengan optik.
Setelah melakukan praktikum di lab IPA, pada field trip kali ini siswa diajak untuk mengeksplorasi tentang penggunaan alat-alat optik tersebut di kehidupan sehari-hari. Dan di Eco Green Park ini, terdapat banyak wahana yang mengaplikasikan alat optik.
“Semoga para siswa bisa berfikir lebih luas dalam mengerjakan LKPD field trip, juga bisa mengerjakan dengan baik sesuai dengan muatan yang telah ditentukan,” harapnya.
Mazaya Putri Wijayanti, siswi kelas VIII-H yang berpartisipasi dalam kegiatan field trip kali ini membagikan pendapatnya. Mazaya, sapaannya, menyatakan, field trip terasa seru dan asyik. Hal itu dirasakannya, karena di sana dia bisa belajar sambil bermain. “Ini juga pengalaman pertama belajar di luar sekolah setelah sekian lama daring,” ungkapnya.
Dia lalu menyebutkan nilai plus kegiatan tersebut. Pertama, dia bisa belajar sambil bermain, karena semua wahana dilengkapi dengan edukasi. Hal berkesan lainnya adalah adalah ketika mengunjungi rumah terbalik yang di dalamnya terdapat labirin kaca.
“Kita diharuskan untuk mencari jalan keluar dari labirin kaca tersebut. Nah, saat mencari jalan keluarnya bersama teman-teman inilah, yang membuat destinasi tersebut sangat berkesan bagi saya,” tutur dia.
Ibunda Mazaya Indah Nurhayati merasa senang dan amat mendukung program SMP Musasi, yang memberikan kesempatan anak-anak untuk belajar di luar. “Belajar di luar, anak akan mendapatkan banyak manfaat. Pertama, anak akan merasa bebas bisa melihat dunia luar. Anak juga bisa saling bekerja sama menjalin teamwork dengan temannya dalam mengerjakan suatu projek,” ucapnya.
Dia juga tidak keberatan dengan field trip yang digelar SMP Musasi, meski pandemi belum sepenuhnya selesai. Indah beranggapan bahwa virus sampai kapanpun tidak akan hilang sepenuhnya. “Tidak masalah, selama ketika berkegiatan anak-anak tetap menerapkan protokol Kesehatan,” paparnya.
Rutin Field Trip
Sebelum sang anak berangkat field trip, Indah memberi pesan agar buah hatinya tersebut tidak bepergian sendiri ketika berkegiatan di sana. Karena perjalanan ini dilakukan tanpa orangtua, akan lebih baik jika pergi bersama-teman jika ingin mampir kemana-mana. “Patuhi semua arahan dan aturan yang sudah diberikan, dan jangan lupa berdoa sebelum berkegiatan,” ujarnya.
SMP Musasi diharapkan Indah agar lebih rutin lagi dalam mengadakan field trip seperti ini. “Tidak harus ke tempat yang terlalu jauh, namun setidaknya anak-anak bisa melihat dunia luar secara nyata. Karena jika hanya membaca buku, anak tentu akan mudah merasa bosan,” harapnya.
Di sisi lain, meski OLA akan berakhir pada tahun ajaran berikutnya. Windu mengatakan, field trip ini bukan puncak kegiatan dari OLA. Memang berakhir tahun ini, namun kegiatan intinya akan tetap dilaksanakan namun dalam bentuk yang berbeda, mengikuti program sekolah penggerak.
“Untuk kegiatan puncak OLA sendiri, Windu mengatakan akan diadakan Musasi OLA Competition. Dimana hasil karya terbaik siswa akan dilombakan,” jlentrehnya. (*)
Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.