PWMU.CO – Sebagai sarana untuk peningkatan pemahaman keislaman di kalangan warga Muhammadiyah di Kota Malang, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Malang mengadakan Tabligh Akbar, di Masjid Manarul Islam Sawojajar, Kota Malang, Ahad pagi (29/1).
Ketua PDM Kota Malang Abdul Haris dalam sambutannya mengatakan, tabligh akbar yang kedua kalinya ini lebih semarak dan nampak sekali geliat ber-Muhammadiyahnya. Mulai dari Majelis dan Lembaga PDM hingga di tingkat ranting. ”Karenanya, semua itu perlu terus dijaga agar dakwah Muhammadiyah di Kota Malang tetap semarak dan terus mengeliat,” ujarnya.
(Baca: Bachtiar Nasir: Muhammadiyah-NU Bersaudara, di Kajian Pencerah Ajak Nyanyikan Lagu Nasional)
Tabligh Akbar yang diadakan bersamaan dengan pelantikan Pimpinan Cabang Muhammadiyah dan Aisyiyah (PCM/A) Kedungkandang, Kota Malang periode 2015 – 2020 ini menghadirkan Dr Abdul Mu’ti sebagai penceramahnya.
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah dalam tausiyahnya menyampaikan, umat Islam saat ini terkungkung dengan tudingan selalu bersikap konfrontatif. Bahkan, dikabarkan bahwa umat Islam tidak NKRI, bersikap intoleran, pelaku teror (teroris), dan persepsi negatif lainnya.
(Baca juga: Bachtiar Nasir Disambut Gema Takbir saat Tiba di UMSurabaya)
Menurut Mu’ti ada lima kemungkinan mengapa umat Islam dituding demikian. Pertama, ada perasaan phobia terhadap Islam dalam diri Pemerintah. Kedua, aparatur dinilai terlalu represif. Ketiga, tidak adanya silaturrahim politik yang baik antara umat Islam dengan Pemerintah. Kemudian keempat, jangan-jangan umat hanya sebagai pion percaturan politik elit. Dan terakhir, yang kelima karena umat Islam masih miskin dengan strategi.
”Agar tudingan umat Islam bersikap konfrontatif ini tidak terbukti, maka umat Islam perlu wawasan keilmuan yang komprehensif, berprilaku baik dan menjadi ibroh yang baik, serta menguasai ayat-ayat qauliyah dan kauniyah,” pesannya. (dien/aan)