Pesan Haedar Nashir untuk PCIM Sedunia: Tak Perlu Eksklusif Bikin Kampung Muhammadiyah; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah.
PWMU.CO – Baitul Arqam digelar Tim Pengabdian Dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY)—diketuai Dekan Fakultas Hukum UMY Iwan Satriawan SH MCL PhD—bekerja sama dengan Muhammadiyah Deutschland eV atau Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Jerman Raya dan PCIM Hongaria, Ahad (17/4/22) sore.
Dalam ruang Zoom itu, hadir Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir MSi yang menyampaikan pidato iftitah. Prof Haedar memberi penguatan ideologi kader dalam menghadapi internasionalisasi gerakan dakwah dan pemikiran Muhammadiyah.
“Sekarang kita akselerasikan keberadaan masjid, jamaah, mushala Muhammadiyah. Tapi tidak perlu eksklusif bikin kampung Muhammadiyah!” imbaunya.
Sebab, menurut Prof Haedar, kalau sampai membuat kampung yang eksklusif, justru membuat orang lain susah masuk. “Lebih baik identitasnya saja, nanti muncul secara kultural,” tambahnya.
Perkaya Bidang Tabligh
Prof Haedar juga menekankan pentingnya pendekatan sosio-antropologi dan ekonomi. “Bahkan pelayanan advokasi hukum harus juga punya kebijakan sosiologi untuk semakin mendekatkan Muhammadiyah dengan masyarakat luas,” ujarnya.
Pada titik inilah menurutnya peran tabligh diperlukan. Maka, dia menekankan, bidang tabligh di PCIM perlu memperkaya dua hal. Pertama, mempertajam instrumen-instrumen dan pendekatan untuk memperkuat basis Muhammadiyah di komunitas. Kedua, mengedepankan bertabligh lewat media sosial (sistem digital).
Dia juga menuturkan, “Produksi tabligh yang ringkas-ringkas, ringan, tapi menyentuh kesadaran kolektif masyarakat! Daripada nanti kalah sama buzzer atau yang lain-lain.”
Baca sambungan di halaman 2: