PWMU.CO– Cluring bergolak lagi, Lazismu datang membesarkan hati warga PRM Sraten korban pemukulan warga yang menolak pembangunan Masjid al- Furqon.
Bertempat di Masjid Taqwa Pimpinan Cabang Muhammadiyah Cluring Banyuwangi, Ketua Lazismu Jatim drh Zainul Muslimin memberikan bantuan kepada korban kekerasan, Senin (18/4/2022).
Santunan dan sembako diberikan kepada 10 warga Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Sraten yang jadi korban pemukulan dan 50 warga sekitar.
Cluring bergolak lagi merupakan lanjutan teror, intimidasi, dan penolakan gerombolan orang atas pembangunan Masjid Al Furqon di Dusun Krajan Desa Sraten Kecamatan Cluring, 9 Mei 2021 lalu.
Kejadian berulang Selasa (12/4/2022) lalu, warga PRM Sraten kerja bakti melanjutkan pembangunan masjid supaya waktu Idul Fitri bisa dipakai kegiatan.
Tiba-tiba gerombolan 50 orang datang menyerang dan memukuli. Sepuluh warga Muhammadiyah Sraten jadi korban. Tiga terluka serius dilarikan ke Puskesmas Benculuk. Bersyukur polisi segera menangkap tujuh penyerang.
Tiga korban luka terdiri Suyanto, Khoirul Anam, dan Sukron Atami. Kini kondisinya makin membaik meski lebam di mata masih membekas.
Santunan
Lazismu memberi santunan uang Rp 1 juta dan sembako terdiri dari 10 kilogram beras dan 2 liter minyak goreng kemasan dan 2 kg gula.
Zainul Muslimin menyampaikan, telah mengajak semua unsur pimpinan di universitas Muhammadiyah se Jatim menggalang dana membantu pembangunan masjid di Sraten segera selesai.
Dia menegaskan aset Muhammadiyah harus diamankan supaya tidak diserobot. “Pengalaman di tempat saya di Buduran, setelah membangun masjid hingga besar, warga Muhammadiyah diusir. Ampli dan karpet dicuri sebanyak lima kali,” katanya.
Zainul juga membahas program ketahanan pangan. Dia menceritakan, jumlah zakat fitrah, uang, dan hewan kurban yang besar harus dikelola dengan baik supaya tersalurkan secara efektif, efisien, dan tepat guna.
“Lazismu memilih cara menyimpan daging sapi dan kambing kurban dalam bentuk olahan. Sejak tahun 2018 Lazismu Jawa Timur mengolah daging berupa kornet dan rendang agar daging tidak habis dalam tempo satu dua hari waktu Idul Adha. Daging jadi tahan lama cukup praktis disalurkan masyarakat dan daerah bencana. Tinggal makan,” ujarnya.
Lazismu Jawa Timur, kata dia, memiliki stok daging 3 ton yang mencukupi hingga kurban yang akan datang. Kesulitan Lazismu belum memiliki cold storages yang memadai.
“Seandainya semua Pimpinan Daerah Muhammadiyah juga serahkan kurban cara Lazismu ini, pastilah kita memiliki lebih banyak lagi stok daging yang bisa kita olah. Sayangnya justru kesempatan ini diambil oleh warga di luar Muhammadiyah,” ujar Zainul yang juga Ketua PDM Sidoarjo.
“Kita harus bisa membaca peluang dalam pengolahan daging kurban sesuai dengan HPT terbaru, termasuk pembagian hasil kepada petugas. Yang terbaru kita olah daging menjadi abon selanjutnya kita akan membuat sosis.”
Menurut dia, jangan hanya mengatakan perekonomian kita dikuasai oleh asing dan aseng. Namun kita enggan keluar dari zona miskin. Dibuktikan dengan adanya demo saat penentuan UMK (Upah Minimum Kabupaten/Kota).
Setelah demo berdarah-darah, yang kita perjuangkan hanya yang minimum dan yang kita dapatkan ya segitu. Jadi jangan betah menjadi miskin.
Pembahasan ketiga Zainul minta memaksimalkan teknologi informasi dan medsos. Mengenalkan dan menjual prestasi untuk meningkatkan hasil.
“Melalui sosial media kita bisa menjaring donatur lebih banyak lagi. Ini dibuktikan dengan besarnya jumlah donatur untuk bencana Semeru yang diperoleh PDM Lumajang yang ntabene warga Muhammadiyahnya dan daerahnya lebih kecil dibandingkan Lamongan. Kekuatan komunikasi melalui sosial media menjadi kunci PDM Lumajang,” ujarnya.
Contoh lewat kekuatan media sosial Ustadz Adi Hidayat menampung dana sebesar Rp 3 triliun untuk bencana Semeru.
“Kita harus mengubah mindset agar kita siap menghadapi tantangan. Apabila kita belum bisa berpikir secara global, minimal kita berpikir secara nasional. Sehingga kita survive dalam kondisi apapun,” tuturnya.
Bencana Sosial
Ketua PDM Banyuwangi Dr Muhlis Lahudin menyampaikan, apa yang kita alami saat ini di Sraten adalah peristiwa ke sebelas yang terjadi di Banyuwangi.
Rangkaian demi rangkaian peristiwa yang mewarnai perjalanan Muhammadiyah Banyuwangi mulai kasus di Kalibaru sampai pemotongan papan nama di Tampo serta yang terbaru peristiwa pengeroyokan di Sraten adalah ujian untuk mempertebal keimanan dan memperkuat kesabaran.
“Jangan berkecil hati apalagi sampai menyurutkan langkah perjuangan kita. Namun juga tidak boleh lengah agar tidak terulang kembali kejadian seperti kemarin. Ambil hikmah dari setiap peristiwa yang kita alami di masa lalu agar langkah kita semakin pasti. Kita doakan agar orang–orang yang menzalimi kita nantinya berbalik menjadi pendukung dan pembela kita, aamiin,” tandas Muhlis.
Dengan kejadian di Sraten dan Tampo, PDM Banyuwangi memutuskan sebagai Bencana Sosial Kemanusiaan. Diadakan penggalangan dana sosial melalui kaleng Jumat yang ada di seluruh AUM Banyuwangi sebagai wujud solidaritas dan keprihatinan.
Hasil kaleng Jumat diserahkan ke Lazismu Daerah Banyuwangi pada Sabtu, 23 April 2022 untuk segera disalurkan setelah kunjungan dari Lazismu wilayah.
Penulis Yulia Febrianti Editor Sugeng Purwanto