Bagaimana Cara Wanita Haid Meraih Lailatul Qadar? Oleh Ustadzah Ain Nurwindasari.
Lailatul Qadar artinya malam kemuliaan dan keberkahan. Pada malam itu Allah SWT menurunkan al-Quran. Seluruh malaikat, termasuk malaikat Jibril, turun ke bumi sehingga pada malam lailatul qadar Allah melimpahkan kesejahteraan hingga terbit Fajar.
Allah SWT berfirman dalam al-Qadr ayat 1-5:
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ
وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ
لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ
تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ
مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Quran) pada malam qadar.
Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.
Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan.
Sejahteralah (malam itu) sampai terbit Fajar.
Dalam ayat di atas disebutkan bahwa malam Lailatul Qadar lebih baik dari pada seribu bulan. Maksudnya adalah pahala beribadah pada satu malam itu melebihi pahala beribadah selama seribu bulan (83,33 tahun). Artinya pahala beribadah pada satu malam itu melebihi pahala beribadah terus menerus sepanjang hayat (Fatwa Ramadan, h 63).
Karena begitu mulia dan istimewanya malam Lailatul Qadar, maka Nabi Muhammad SAW memerintahkan agar kita memburu malam lailatul qadar. Beliau juga memberi isyarat bahwa malam Lailatul Qadar datang di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.
عن عائشةَ رضِيَ اللهُ عنها أنَّ رسولَ الله صلَّى الله عليه وسلَّمَ قال:تَحرُّوا لَيلةَ القَدْرِ في الوَتْر من العَشرِ الأواخِرِ من رمضانَ (رواه البخاريُّ)
“Dari Aisyah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: Carilah Lailatul Qadar pada tanggal-tanggal ganjil dari sepuluh akhir bulan Ramadhan.” (HR al-Bukhari).
Amalan Menggapai Lailatul Qadar
Ada beberapa amalan yang disyariatkan untuk menghadapi Lailatul Qadar.
Pertama, qiyamu Ramadhan (shalat Tarawih). Hal ini berdasarkan hadits:
عن أبي هُريرةَ رَضِيَ اللهُ عنه، عنِ النَّبيِّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم قال: ومن قامَ ليلةَ القَدرِ إيمانًا واحتسابًا غُفِرَ له ما تقَدَّمَ مِن ذَنبِه (رواه البخاري ومسلم)
Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda: Barangsiapa shalat malam pada malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharap pahala (dari Allah) akan diampuni dosanya yang telah lalu. (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Kedua, beriktikaf. Berdasarkan hadits Abu Sa’id al Khudri RA, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:
إِنِّي اعْتَكَفْتُ الْعَشْرَ الْأَوَّلَ أَلْتَمِسُ هَذِهِ اللَّيْلَةَ ثُمَّ اعْتَكَفْتُ الْعَشْرَ الْأَوْسَطَ ثُمَّ أُتِيتُ فَقِيلَ لِي إِنَّهَا فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ فَمَنْ أَحَبَّ مِنْكُمْ أَنْ يَعْتَكِفَ فَلْيَعْتَكِفْ فَاعْتَكَفَ النَّاسُ مَعَهُ
‘Saya pernah beriktikaf pada sepuluh hari pertama di bulan Ramadhan agar saya bisa mendapati Lailatul Qadar. Kemudian saya beriktikaf pada sepeluh hari pertengahan. Lantas (malaikat) datang mengabariku bahwa Lailatul Qadar itu jatuh pada sepuluh malam terakhir. Maka barang siapa diantara kalian yang ingin beri’tikaf, maka lakukanlah.’ Mendengar itu, para sahabat pun beri’tikaf bersama Rasulullah beliau.” (HR. Muslim)
Ketiga, memperbanyak doa.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عنها قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَىُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا ؟ قَالَ قُولِى اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
Dari Aisyah radhiyallahu anha, ia berkata, “Aku pernah bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, yaitu jika saja ada suatu hari yang aku tahu bahwa malam tersebut adalah lailatul qadar, lantas apa doa yang mesti kuucapkan?” Jawab Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam, “Berdo’alah: Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni (artinya: Ya Allah, Engkau Maha Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf—menghapus kesalahan–karenanya maafkanlah aku—hapuslah dosa-dosaku–).” (HR Tirmidzi No 3513 dan Ibnu Majah No 3850)
Keempat, memperbanyak amal shalih (amal kebaikan).
Sebagaimana dipaparkan di atas berdasarkan Al-Qadr ayat 3 bahwa pahala beribadah pada malam lailatul qadar lebih baik dari pada beribadah selama seribu bulan secara terus menerus.
Mayoritas mufassir berpendapat bahwa beramal shalih pada malam Lailatul Qadar lebih baik dari pada melakukan amal kebaikan selama seribu bulan yang di dalamnya tidak terdapat Lailatul Qadar. Maka pada malam Lailatul Qadar dibagikan kebaikan yang sangat banyak yang tidak didapati yang semisalnya di seribu bulan (https://dorar.net/feqhia/2663/).
Baca sambungan dihalaman 2: Bagaimana Cara Menggapai Lailatul Qadar ketika Sedang Haid?