PWMU.CO– Khaira ummah disampaikan Ustadz Fathurrahim Syuhadi MM di Darul Arqam SMK Muhammadiyah 5 Babat (Muhlibat) Jl. Rumah Sakit 15-17 Lamongan, Selasa (26/4/22).
Wakil Ketua PCM Babat itu menerangkan, dalam surat Ali Imran ayat 110, Allah menyebut umat Nabi Muhammad saw sebagai khairu ummah. Umat terbaik.
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.
Menurut Fathurrahim, arti khaira memiliki banyak makna positif. Seperti bercahaya, cahaya kebaikan, terpuji, serta mulia.
”Umat Islam menjadi umat terbaik karena menyuruh kebajikan dan melarang kemungkaran. Mereka juga beriman kepada Allah dan taat kepada Rasulullah,” katanya.
Khaira ummat adalah kader-kader muslimin didikan Nabi Muhammad saw yang amar makruf, nahi munkar, dan beriman kepada Allah. Karakter itu telah mendarah daging dalam generasi awal umat Islam ini.
Generasi Khaira Ummah
Dia menyampaikan empat kriteria generasi khaira ummah menurut Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir.
Pertama, orang-orang yang memiliki karakter akhlak karimah (akhlak mulia) yaitu baik, jujur, terpercaya, dan menjadi orang yang tahu mana yang baik dan buruk.
Kedua, umat yang memiliki sifat atau karakter cinta ilmu dan cinta profesi. Sebagaimana dalam surat al-Alaq adalah iqra atau menyeru untuk membaca mempunyai tradisi literasi.
Ketiga, orang yang memiliki manfaat dalam kehidupannya. Khairunnas anfaahum linnas. Memberi manfaat bagi orang lain, manfaat bagi keluarganya, manfaat bagi masyarakat, bagi bangsa dan negara, bahkan kemanusiaan.
Keempat, orang yang bermakna di dunia dan di akhirat. Karena bekal terbaik adalah amal saleh.
Pesan Dakwah
Selanjutnya Fathurrahim menyampaikan pesan dakwah sesuai kata Nabi Muhammad saw.
”Barangsiapa di antara kamu melihat kemungkaran hendaklah ia mencegah dengan tangannya. Jika tidak mampu, hendaklah mencegah dengan lisannya. Jika tidak mampu, hendaklah ia mencegah dengan hatinya. Itulah selemah-lemah iman.” (HR Muslim)
Dijelaskan, Rasulullah menanamkan akidah tauhid yang menghunjam ke lubuk hati kaum beriman. Mendidik kader pemimpin. Keberanian menegakkan kebenaran. Menumbuhkan adab yang menghiasi kepribadian.
”Sebaik-baik kalian adalah orang-orang yang hidup pada masaku, kemudian orang-orang pada masa berikutnya (tabiin), kemudian orang-orang pada masa berikutnya (tabiut tabiin). Setelah itu akan datang orang-orang yang memberikan kesaksian, padahal mereka tidak diminta kesaksian. Mereka berkhianat dan tidak dapat dipercaya. Mereka bernazar tapi tidak melaksanakannya dan di antara mereka tampak gemuk.” (HR Bukhari)
Penulis Qomari Editor Sugeng Purwanto