Enam Hikmah Bulan Ramadhan, liputan Baitur Rifah kontributor PWMU.CO
PWMU.CO – Enam Hhikmah bulan Ramadhan disampaikan Ketua Departemen Dakwah Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Bojonegoro Cebeng Alhudayatul Ustadza SPd, Selasa (26/4/22).
Dalam Kajian Ramadhan di kegiatan Darul Arqam SMP Muhammadiyah 9 Bojonegoro yang diikuti siswa kelas VII-VIII di Aula Gedung Dakwah PDM Bojonegoro, dia menyampaikan hadits Rasulullah, telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah, diwajibkan kepada kalian ibadah puasa, dibukakan pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-pintu neraka serta setan-setan dibelenggu.
“Di dalamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa yang tidak mendapatkan kebaikannya berarti ia telah benar-benar terhalang atau terjauhkan (dari kebaikan).“ (HR Ahmad)
Hikmah Ramadhan
Cebeng menjelaskan ada 6 hikmah Ramadhan. Pertama Ramadhan adalah bulan yang berkah. Berkah Ramadhan sangat terasa dalam lingkungan sekitar. Masjid bergema tadarus al-Quran, banyak orang menyediakan takjil, diramaikan masjid dan juga sekolah untuk kegiatan-kegiatan keagamaan dan majelis ilmu.
Kedua ibadah puasa sebagai penggugur dosa yang telah lalu. Tentunya dengan syarat dan ketentuan berlaku, yaitu tetap melakukan ibadah sesuai syariat, maka Allah ampunkan dosa-dosa kita.
Ketiga malam turunnya al-Quran. Terdapat malam-malam istimewa terutama pada 10 malam terakhir adalah malam yang sangat dinantikan untuk memperbanyak dzikir, membaca Quran dan bermuhasabah memohon ampunan Allah.
Keempat dilipat gandakan pahala. Membaca al-Quran satu huruf saja ketika di luar bulan Ramadhan diberikan pahala 10 kebaikan. Apalagi dalam bulan Ramadhan, maka Allah berikan pahala yang berlebih.
“Saatnya kita melakukan banyak kebaikan.”
Meninggalkan Maksiat
Cebeng menjelaskan kelima ada seruan khusus untuk beribadah dan meninggalkan maksiat. Keenam dibukakan pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka. Merupakan kesempatan yang sangat berharga pada bulan ini untuk memperbanyak ibadah dan menjauhi hal-hal yang sia-sia. Seperti bermain atau scroll media sosial.
Salah satu siswa kelas VIII Haidar, bertanya, “Mengapa di luar sana masih banyak kejahatan terjadi, padahal syetan dibelenggu?”
“Setan itu adalah gambaran sifat yang membangkang, jahat dan tidak mau menaati peraturan. Maka jika ada teman kita atau seseorang yang masih melakukan keburukan pada bulan mulia ini, maka dia bersifat setan,” jawab Cebeng.
Maka dari itu, sambungnya, saat teman kita mengajak melakukan sesuatu yang sis-sia atau bahkan keburukan, maka kita berhak menolak atau berbalik mengajaknya untuk melakukan hal yang lebih baik dan bermanfaat. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.