Dari Sunah Menuju Sunah oleh Nurbani Yusuf, Komunitas Padhang Makhsyar
PWMU.CO– Ada yang rela menempuh jarak ribuan kilo, dari kapal ke kapal dari pulau ke pulau lainnya, terpaksa meninggalkan iktikaf, tarawih di perjalanan, tadarus di udara atau tengah laut demi sungkem ke orangtuanya. Hanya ingin mendapatkan ridha.
Mereka tidak menghilang dari masjid, mereka pergi ke mall untuk membeli sarung dan baju takwa buat orangtuanya dan karib kerabatnya. Ada yang beli kue atau parsel buat sanak familinya dan orang fakir yang membutuhkan.
Ada yang ke pasar beli beras buat zakat fitrah. Ada yang bekerja keras mendapat sesuap agar anak istrinya tetap bisa berbuka dan sahur. Mereka pergi ke kebun menebang pisang, ketela, ubi bahkan menyembelih ayam buat persediaan para tamu dan kerabatnya yang bakal mudik berkunjung. Itu juga sunah yang diajarkan.
Berbakti kepada kedua orang tua itu wajib. Silaturahim kepada sanak famili dan handai taulan di kampung halaman juga anjuran Nabi. Berbagai rezeki kepada para fakir dan kerabat dekat juga mulia.
Perlunya saling berhusnuzhon dan mendoakan dalam kebaikan. Masing-masing kita punya kemampuan berbeda, bahkan jenis ibadah sunah yang kita lakukan pun juga berbeda tak perlu merasa paling baik dan saling merendahkan.
Tadarus menderas al-Quran sangat baik. Memenuhi kebutuhan keluarga agar tetap bisa survive menjalankan puasa juga mulia. Iktikaf di masjid sungguh ajaran yang diteladankan, menjaga ibu atau orang tua yang sakit juga tak kalah mulia dibanding iktikaf di masjid.
Tahajjud di awal malam sangat terpuji. Istirahat agar besok bisa bangun pagi dan tidak lelah bekerja memenuhi kebutuhan keluarga agar bisa teguh jalankan ibadah puasa Ramadhan juga tak kalah mulia.
Masing-masing sunah punya keutamaan dan kemulian. Tidak elok dipertentangkan apalagi saling menafikan. Allah Maha Baik. Allah Maha Bijak.
Habib Umar bin Hafiz berkata: Jika para ulama saja lemah dalam usaha tolong menolong di antara sesama ulama, maka untuk memperbaiki umat akan semakin lemah.
Pentingnya saling mengalah dan berhusnuzhon di antara sesama mukminin. Mereka yang meninggalkan masjid bukan berarti tidak beribadah. Yang tidak tadarus bukan berarti menyalahi sunah. Yang tidak shalat malam bukan berarti abai terhadap lailatul qadar.
Islam adalah semesta raya terlalu kecil kita bisa menjangkau, kata Imam Nawawi rahimallah. Ada ribuan ajaran Nabi saw dan mungkin kita bisa pilih beberapa puluh ajaran sesuai kemampuan tanpa harus saling merendahkan.
Berlebih-lebihan itu yang tidak baik. Menjaga harmoni dan keseimbangan itu yang dianjurkan. Agama itu mudah. Islam itu pertengahan. Agama itu nasihat. Agama itu akhlakul karimah. Agama itu budi baik. Semua itu dari sunah menuju sunah. (*)
Editor Sugeng Purwanto